Kasus ini bermula dari dua permohonan paten yang diajukan Stephen Thaler pada tahun 2018, satu untuk bentuk kemasan makanan dan satu lagi untuk jenis senter. Alih-alih mencantumkan dirinya sebagai penemu, Thaler justru mencantumkan alat AI-nya, yang disebut DABUS, dalam permohonan tersebut. Ia juga mencantumkan hak pribadinya atas paten tersebut sebagai "pemilik alat kreatif DABUS".

2019 06 seni 2 1 845.jpg
Mahkamah Agung Inggris memutuskan bahwa seorang penemu haruslah seorang manusia. (Foto: PhonlamaiPhoto)

Awalnya, Kantor Kekayaan Intelektual Inggris menanggapi bahwa Thaler tidak mematuhi aturan paten, yang mengharuskan penemunya adalah manusia dan kepemilikannya berasal dari manusia tersebut (dalam hal ini, AI).

Thaler mengajukan banding atas keputusan tersebut, mengklaim bahwa ia telah memenuhi semua persyaratan dalam peraturan paten tahun 1977, tetapi ditolak. Ia kemudian mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi dan Pengadilan Banding Inggris, tetapi keduanya ditolak, sehingga AI tidak diakui sebagai penemu.

Dalam putusannya minggu ini, Mahkamah Agung Inggris menyatakan bahwa mereka tidak memutuskan apakah kemajuan teknis yang dihasilkan oleh perangkat dan mesin AI harus dilindungi hak cipta, atau apakah arti kata "penemu" harus diperluas.

Namun, berdasarkan undang-undang hak cipta saat ini, istilah “penemu” haruslah “orang perseorangan”.

Mahkamah Agung mencatat bahwa Tn. Thaler telah menjelaskan dengan jelas bahwa dia bukanlah penemu; penemuan yang dijelaskan dalam pengajuan tersebut diciptakan oleh DABUS; dan kepemilikan hak cipta atas penemuan tersebut berasal dari kepemilikan Thaler atas DABUS.

Dalam sebuah pernyataan kepada Reuters, pengacara Thaler mengatakan putusan itu menunjukkan bahwa hukum hak cipta Inggris saat ini sama sekali tidak memadai untuk melindungi penemuan yang dibuat secara otomatis oleh mesin AI.

Thaler juga mengajukan banding di pengadilan AS dan ditolak karena paten tersebut harus diciptakan oleh manusia. Menurut pengacara hak cipta Tim Harris dari firma hukum Osborne Clarke, jika Thaler mencantumkan dirinya sebagai penemu dalam gugatannya dan menggunakan DABUS sebagai alat canggih, hasil persidangannya bisa saja berbeda.

(Menurut CNBC)

Kecerdasan Buatan dan Cloud: Tren Utama dalam Kamera Pengawasan Keamanan di Tahun 2024 Spesialis sistem pengawasan video Hanwha Vision baru saja merilis laporan tren 2024, yang menunjukkan bahwa integrasi kecerdasan buatan (AI) dan komputasi awan akan menjadi tren utama di masa mendatang.