Baru-baru ini, Kementerian Keuangan telah mengajukan sejumlah usulan dalam Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) yang mengubah peraturan tentang penanganan pelanggaran administratif di sektor perasuransian. Rancangan tersebut khususnya meningkatkan denda untuk sejumlah tindakan yang berkaitan dengan penyediaan produk asuransi serta kegiatan dan operasional penjualan asuransi.
Khususnya, Kementerian Keuangan mengusulkan agar perusahaan asuransi dapat didenda VND80-100 juta jika mereka memberikan informasi yang tidak benar tentang peraturan, ketentuan, persyaratan dan dokumen ringkasan, ilustrasi manfaat, dan pengenalan produk kepada nasabah.
Konsultasi asuransi ilegal bisa didenda hingga 100 juta VND (Foto TL)
Ini juga merupakan sanksi yang diterapkan terhadap pelanggaran produk asuransi terkait investasi, asuransi kesehatan, dan asuransi pensiun untuk menciptakan lingkungan bisnis asuransi yang bersih dan sehat.
Padahal, berdasarkan peraturan lama, tindakan memberikan dokumen dan ilustrasi pengenalan produk yang tidak jelas dan tidak akurat hanya dikenakan sanksi berupa peringatan. Tindakan seperti tidak memberikan informasi yang memadai atau tidak memberi tahu pelanggan tentang status kontrak juga hanya dikenakan denda sebesar 40-50 juta VND.
Selain usulan perubahan sanksi bagi pelaku usaha asuransi, regulasi terhadap kegiatan perantara asuransi juga diperketat.
Perusahaan pialang dapat dikenakan denda sebesar 20-40 juta VND jika menjanjikan keuntungan ilegal untuk mendorong nasabah menandatangani kontrak, membatalkan kontrak yang sudah ada, dan membeli kontrak baru. Menasihati nasabah untuk membeli asuransi dengan persyaratan yang kurang kompetitif demi mendapatkan komisi pialang yang lebih tinggi, atau memberikan informasi palsu akan dikenakan denda sebesar 40-60 juta VND.
Pelanggaran yang umum terjadi adalah penggunaan broker langsung yang tidak memenuhi syarat sebagaimana diatur, dan denda yang diusulkan untuk bisnis broker dinaikkan menjadi 50-70 juta VND. Agen asuransi dapat didenda 30-50 juta VND untuk tindakan ini.
[iklan_2]
Sumber






Komentar (0)