Kementerian Pendidikan dan Pelatihan baru saja mengeluarkan Surat Edaran No. 18/2025/TT-BGDDT tanggal 15 September 2025, yang memberikan panduan tentang konseling sekolah dan pekerjaan sosial di sekolah, berlaku mulai 31 Oktober 2025.
Kementerian Pendidikan dan Pelatihan menyebutkan bahwa penyelenggaraan bimbingan dan konseling psikologi sekolah selama ini, meskipun telah ada regulasi, masih banyak menemui kendala dan keterbatasan.

Siswa laki-laki kelas 7 yang menarik rambut gurunya dan mendorong kepalanya ke bawah, mengejutkan opini publik, dikatakan telah menunjukkan tanda-tanda kelainan psikologis.
FOTO: CUT CLIP
Banyak lembaga pendidikan belum menyiapkan tenaga ahli, kegiatan konsultasi masih bersifat paruh waktu, minim dana, dan sarana prasarana belum terjamin; ada yang belum memiliki ruang konsultasi tersendiri atau kegiatannya masih bersifat formal.
Koordinasi antara sekolah, keluarga, dan masyarakat belum sinkron; pelatihan pengetahuan dan keterampilan bagi staf masih terbatas; regulasi saling tumpang tindih, menyebabkan banyak sekolah bingung dalam pelaksanaannya.
Surat edaran baru tersebut dengan jelas mendefinisikan tujuan konseling sekolah dan pekerjaan sosial sebagai peningkatan kapasitas peserta didik untuk mencegah, mengidentifikasi kesulitan, menyelesaikan dan mencari bantuan yang tepat untuk mengatasi kesulitan belajar, psikologis, dan sosial.
Sekaligus melatih keterampilan hidup, memperkuat kemauan dan keberanian, meningkatkan kesehatan fisik dan mental; membentuk sikap yang tepat dalam hubungan sosial, sehingga berkontribusi dalam menyempurnakan kepribadian peserta didik.
Terkait dengan asas penyelenggaraan bimbingan dan konseling sekolah dan bakti sosial di sekolah, dalam surat edaran tersebut disebutkan peserta didik sebagai pusat, yang terjamin hak-haknya yang sah, keamanan dan keselamatan informasi, hak untuk turut serta, menjadi sukarelawan, dan mengambil keputusan sendiri.
Kegiatan konseling harus dilakukan secara objektif, setara, dan tanpa diskriminasi; menghormati karakteristik pribadi, memanfaatkan kekuatan dan sumber daya yang dimiliki peserta didik, keluarga, dan masyarakat; sesuai dengan kondisi sosial ekonomi dan budaya daerah; dan terutama harus tepat waktu dan efektif ketika peserta didik menghadapi kesulitan.
Surat Edaran ini menetapkan isi konseling sekolah dan pekerjaan sosial di sekolah, termasuk berbagai bidang penting yang berkaitan erat dengan kebutuhan praktis peserta didik. Yaitu konseling dan dukungan terkait isu-isu pembelajaran (menentukan tujuan, menyusun rencana pembelajaran; manajemen waktu, memilih metode dan pendekatan pembelajaran, dll.).
Tentang gender, hubungan sosial (psikologi usia, gender, seks, kesetaraan gender, kesehatan reproduksi; persahabatan, cinta, pernikahan, hubungan keluarga...); tentang psikologi (pencegahan, penyaringan, deteksi dini; konseling, konsultasi psikologis untuk pelajar dengan kesulitan psikologis).
Tentang keterampilan hidup (keterampilan kognitif, pengendalian diri, perlindungan diri; keterampilan kecerdasan emosional; keterampilan interaksi, integrasi sosial...); tentang bimbingan karier, pekerjaan, kewirausahaan; tentang kebijakan dan undang-undang; tentang layanan kerja sosial untuk pelajar.
Dari segi bentuk, surat edaran tersebut mengatur bahwa bimbingan dan kerja sosial di sekolah dapat dilaksanakan secara langsung atau daring...
Panitia Rakyat di tingkat provinsi dan tingkat desa bertugas mengarahkan, mengatur, mengalokasikan tenaga, dana, dan sarana, sekaligus membina mekanisme koordinasi dan menyelenggarakan pemeriksaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan bimbingan dan konseling sekolah dan bakti sosial di sekolah sesuai ketentuan perundang-undangan.
Departemen Pendidikan dan Pelatihan bertanggung jawab untuk memberi nasihat tentang pengembangan dan penerapan kebijakan untuk konselor sekolah dan pekerja sosial di sekolah; mengembangkan mekanisme koordinasi; menyelenggarakan pelatihan untuk meningkatkan kapasitas staf dan memeriksa dan mengevaluasi penerapan di lembaga pendidikan yang dikelolanya.
Sesuai dengan Surat Edaran No. 20/2023/TT-BGDDT tentang pedoman jabatan, struktur jabatan, dan kuota jumlah tenaga kerja di lembaga pendidikan umum yang diterbitkan pada tahun 2023, disebutkan: "Setiap sekolah, dari tingkat SD hingga SMA, ditugaskan satu orang untuk posisi konselor siswa. Jika tidak dapat menyediakan staf, sekolah akan menandatangani kontrak kerja atau mencari guru paruh waktu."
Sumber: https://thanhnien.vn/tu-van-tam-ly-hoc-duong-nang-hinh-thuc-bo-gd-dt-ra-quy-dinh-moi-185250922172348001.htm






Komentar (0)