Dengan lebih dari 11.100 hektar lahan produksi, Kecamatan Ia Rsai (Provinsi Gia Lai) mengembangkan berbagai kelompok tanaman utama seperti tanaman pangan, tanaman industri, dan pohon buah-buahan. Sebelumnya, produksi pertanian Kecamatan ini terutama bergantung pada tanaman tradisional seperti singkong, padi, jagung, dll. dan sangat bergantung pada cuaca, sehingga sangat tidak stabil.

Tembakau menjadi tanaman utama di komune Ia Rsai. Foto: Tuan Anh.
Dalam beberapa tahun terakhir, pertanian lokal telah mencapai kemajuan yang luar biasa. Pemerintah komune telah secara proaktif mempromosikan, memberikan arahan teknis, dan mendorong masyarakat untuk mengalihfungsikan lahan yang kurang produktif menjadi lahan yang lebih produktif. Berkat hal tersebut, masyarakat telah berani memperluas lahan tebu, tembakau, jagung biomassa, dan pohon buah-buahan. Khususnya, sebagian besar lahan tebu dan tembakau di komune telah menerapkan sistem irigasi hemat air untuk membantu mengurangi biaya dan menstabilkan produksi selama musim kemarau.
Total luas lahan tebu di komune ini meningkat pesat dari lebih dari 700 hektar menjadi sekitar 1.850 hektar, menjadikannya tanaman utama. Sebaliknya, luas lahan singkong justru menurun.
Selain konversi tanaman, komune Ia Rsai berfokus pada pembangunan model penanaman tumpang sari dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk meningkatkan efisiensi produksi dan pendapatan masyarakat.

Masyarakat Ia Rsai menerapkan teknologi irigasi hemat air pada tanaman tembakau. Foto: Tuan Anh.
Sebelumnya, sebagian besar lahan pertanian keluarga Nguyen Dinh Khanh (Dusun Ka To, Kecamatan Ia Rsai) digunakan untuk menanam singkong dan jambu mete. Karena ketergantungan yang tinggi pada cuaca, efisiensi ekonomi rendah dan pendapatan tidak stabil. Setelah itu, Bapak Khanh dengan berani beralih menanam tembakau dan berinvestasi dalam penerapan sistem irigasi tetes berteknologi Israel.
Berkat penerapan kemajuan teknologi yang sinkron, lebih dari 10 hektar lahan tembakau keluarga Bapak Khanh telah membuahkan hasil positif. Hasil panen mencapai 4-5 ton/ha, 1-2 ton/ha lebih tinggi dari sebelumnya, dengan keuntungan hampir 100 juta VND/ha/tanaman.
Berkat model baru ini, keluarga tidak hanya menstabilkan perekonomian tetapi juga menciptakan lebih banyak lapangan kerja bagi banyak pekerja. Bapak Khanh berencana memperluas area produksi tembakau dengan mengalihfungsikan lebih banyak lahan untuk menanam tanaman tahunan yang kurang produktif.
Demikian pula, keluarga Bapak Thai Huu Lu (Desa Quynh Phu, Kecamatan Ia Rsai) dulunya terutama menanam singkong, tetapi wabah penyakit mosaik menyebabkan penurunan produktivitas yang tajam. Beliau kemudian memutuskan untuk mengubah seluruh lahan menjadi lahan tebu dan berinvestasi dalam sistem irigasi tetes. Setelah 4-5 tahun perluasan lahan yang berkelanjutan, lahan tebu keluarga tersebut telah mencapai hampir 30 hektar.
"Biaya investasi awal untuk sistem irigasi tetes memang cukup tinggi, tetapi masa pakainya panjang dan efisiensinya luar biasa. Berkat pasokan air yang teratur, tebu tumbuh subur, kualitasnya stabil, dan hasilnya sekitar 100 ton/ha, jauh lebih tinggi dari sebelumnya. Rata-rata, keluarga saya menghasilkan sekitar 40-50 juta VND/ha per hektar," ujar Bapak Lu.

Saat ini, sebagian besar lahan tebu di Ia Rasi telah berinvestasi dalam sistem irigasi hemat air. Foto: Tuan Anh.
Bapak Vo Ngoc Chau, Ketua Komite Rakyat Komune Ia Rsai, mengatakan bahwa wilayah tersebut mengarahkan pembangunan pertanian pada produksi komoditas, dengan memanfaatkan potensi lahan dan tenaga kerja yang tersedia secara efektif. Komune ini memprioritaskan tanaman pangan dan ternak yang memiliki keunggulan dan nilai ekonomi tinggi, sekaligus mendorong keterkaitan produksi di sepanjang rantai nilai, mulai dari input hingga panen, pengolahan, hingga konsumsi.
Wilayah ini berfokus pada penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam produksi, peningkatan ketertelusuran, peningkatan kualitas produk pertanian, dan dukungan pengembangan produk OCOP. Hal ini bertujuan untuk menciptakan produk yang berdaya saing tinggi dan memenuhi permintaan pasar.
"Kami mendorong masyarakat untuk menggunakan varietas tanaman baru dan menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam produksi. Masyarakat dapat menghitung sendiri tanaman mana yang efektif dan kemudian dengan berani beralih ke tanaman tersebut. Pemerintah daerah akan memberikan dukungan teknis," tegas Bapak Chau.
Source: https://nongnghiepmoitruong.vn/tuoi-nho-giot-giai-khat-cho-cay-trong-nong-nghiep-ia-rsai-but-pha-d786351.html






Komentar (0)