Pada malam tanggal 27 Oktober, timnas U-17 Vietnam bermain imbang 1-1 dengan Yaman. Hasil ini membantu timnas U-17 Vietnam menempati posisi kedua Grup I dengan 4 poin dan selisih gol +2, sehingga berhak berpartisipasi di Piala AFC U-17 2025. Ini bisa dianggap sebagai kesuksesan sepak bola Vietnam yang paling luar biasa di tahun 2024 hingga saat ini. Namun, masih ada kontroversi seputar bagaimana pelatih Roland dan timnya mencapai tujuan mereka.
Jalan setapak batu "menenangkan" di tengah hujan
Vietnam U-17 sebenarnya bermain dengan sikap positif setelah kebobolan gol. Meskipun beberapa kesalahan pertahanan, tim tuan rumah menciptakan keyakinan bahwa mereka akan mencetak gol penyeimbang.
Hanya 17 menit setelah kiper Hoa Xuan Tin masuk ke gawang untuk mengambil bola, Le Huy Viet Anh mencetak gol untuk mengembalikan keseimbangan. Di sisa menit babak pertama, timnas U-17 Vietnam menguasai pertandingan dan menciptakan tekanan hebat di lapangan timnas U-17 Yaman.
Para pemain asuhan Pelatih Cristiano Roland menunjukkan citra yang sama seperti pada dua pertandingan sebelumnya. Mereka bermain dengan percaya diri, proaktif, dan memiliki ide-ide yang jelas.
Vietnam U17 memenangkan tiket ke putaran final AFC U17 2025.
Namun, seiring berjalannya pertandingan di grup lain dan setiap perhitungan perlahan terungkap, U17 Vietnam mendekati pertandingan dengan cara yang sangat berbeda.
Sepanjang babak kedua, para pemain asuhan pelatih Cristiano Roland tidak menyerang, tidak menembak, dan tidak benar-benar menekan lawan. Viet Anh dan rekan-rekannya hanya berusaha menguasai bola.
Cara bermain seperti itu menimbulkan kontroversi. Para suporter di Stadion Viet Tri dan banyak orang yang menonton di TV menuntut agar timnas U-17 Vietnam menyerang secara agresif dan menang. Mereka tidak hanya ingin timnas U-17 Vietnam lolos ke putaran final Piala Asia U-17, tetapi juga menuntut para pemain muda untuk "bermain dengan indah". Nyatanya, Yaman juga memiliki niat serupa dengan timnas U-17 Vietnam.
Pertama-tama, mari kita simak pernyataan pelatih kepala U-17 Yaman, Bapak Samer Saleh: " Saya mengucapkan selamat kepada U-17 Vietnam atas keberhasilan mereka meraih tiket ke Kejuaraan AFC U-17 2025. Kami ingin menguasai bola dengan baik, tetapi pertandingan ini sulit. Babak kedua berjalan sangat taktis, semua orang ingin menguasai bola dengan baik. Grup ini tidak mudah. Yaman dan Vietnam sama-sama tampil baik. Kami ingin mengurangi tekanan yang diberikan Vietnam ."
Hasil itu penting
Meskipun para penggemar tidak puas, ada kebenaran yang tak terbantahkan bahwa U-17 Vietnam memilih taktik yang tepat dan meraih hasil yang baik. Kemampuan rotasi dan penguasaan bola membantu pelatih Roland dan timnya memastikan keamanan di kandang sendiri. Hal ini terutama penting ketika U-17 Vietnam hanya membutuhkan hasil imbang dan lawan tidak harus menang.
U17 Vietnam memilih taktik yang tepat.
Serangan untuk mengalahkan Yaman bagai pedang bermata dua bagi Vietnam U-17. Ingat, mereka kebobolan gol pertama melalui serangan balik kilat lawan. Memilih opsi aman, 1 poin dan tiket ke turnamen Asia menjadi milik Vietnam U-17.
Hanya perlu lolos babak penyisihan grup Kejuaraan AFC U-17 2025, tim U-17 Vietnam akan dapat berpartisipasi di Piala Dunia U-17 FIFA. Selain itu, karena daya tarik turnamen tahun ini, banyak tim bersedia untuk bermain dengan perhitungan dan strategi yang "berliku", asalkan mereka mencapai tujuan mereka.
Di Grup G, pertandingan antara Indonesia dan Australia mengikuti alur cerita 90 menit yang sama dengan pertandingan antara Vietnam dan Yaman. Setelah 45 menit pertama yang menegangkan tanpa gol, kedua tim mengubah taktik secara drastis. Australia menguasai bola dengan segala cara dan keempat pemain bertahan mereka mengoper bola bolak-balik seperti pemanasan sebelum latihan. Sementara itu, para penyerang Indonesia kembali ke lapangan mereka sendiri dan tidak memberikan tekanan apa pun.
Pertandingan berakhir imbang 0-0, memuaskan kedua tim, baik Indonesia maupun Australia. Tak ada yang mau mempertaruhkan satu poin saja. Format pemilihan 5 tim peringkat kedua terbaik dari 10 grup membuat semua orang memperhitungkan setiap gol yang kebobolan.
Pelajaran dari kekalahan timnas U-20 Vietnam di babak kualifikasi Piala Asia hanya karena satu gol menjadi peringatan bagi pelatih Cristiano Roland. Pelatih asal Brasil ini memahami hal ini dan pilihannya tepat.
[iklan_2]
Sumber: https://vtcnews.vn/u17-viet-nam-da-ma-nua-tran-co-dang-bi-che-bai-ar904227.html
Komentar (0)