Dalam pengujian terkini, GraphCast telah mengungguli sistem Pusat Prakiraan Cuaca Jangka Menengah Eropa (ECMWF) dalam akurasi prakiraan.
Dalam penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Science, GraphCast mampu membuat prakiraan yang lebih akurat untuk 90% dari 1.380 parameter yang diuji, termasuk suhu, tekanan, kecepatan dan arah angin, serta kelembapan.
Yang terpenting, GraphCast secara signifikan lebih unggul dalam memprediksi peristiwa cuaca alam ekstrem.
Pada bulan September 2023, GraphCast memprediksi Badai Lee akan mendarat di pesisir Nova Scotia, Kanada, sembilan hari sebelum kejadian, sementara alat prakiraan cuaca tradisional hanya memprediksi enam hari sebelumnya. Selain itu, alat tersebut terbukti kurang akurat dalam hal waktu dan lokasi pendaratan.
Penelitian menunjukkan: “GraphCast dapat memprediksi ratusan variabel cuaca selama 10 hari di seluruh dunia dalam waktu kurang dari satu menit.”
Model GraphCast menggabungkan algoritma pembelajaran mesin dan "jaringan saraf grafik" (GNN) - sebuah arsitektur untuk memproses data terstruktur spasial.
Sistem ini dilatih menggunakan data meteorologi arsip ECMWF selama lebih dari 40 tahun. GNN memungkinkan pembuatan prakiraan cuaca yang cepat dengan sumber daya komputasi yang minimal.
Misi utama GraphCast adalah memprediksi interaksi antara kondisi atmosfer di berbagai lokasi di seluruh dunia.
Namun, meskipun ada kemajuan signifikan oleh Google DeepMind, prakiraan cuaca tetap menjadi tugas yang menantang.
Sistem GraphCast belum mampu menyediakan informasi kompleks yang penting untuk memperkirakan peristiwa cuaca seperti badai.
Pada saat yang sama, sementara model peramalan tradisional lebih mampu beradaptasi dengan perubahan iklim, model AI yang dilatih pada data historis masih kesulitan saat kondisi iklim berubah.
Namun, para peneliti DeepMind menyatakan keyakinannya terhadap kemampuan model ini untuk diskalakan ke berbagai jenis sistem cuaca. Versi uji GraphCast saat ini tersedia di situs web ECMWF.
(menurut Infocity)
Kecerdasan Buatan Memulai Era Baru Pengobatan Presisi
Dengan kemampuan menganalisis sejumlah besar data dan mendeteksi pola yang tidak dapat dilihat oleh mata manusia, kecerdasan buatan mengubah cara penyakit didiagnosis dan diklasifikasikan.
AS dan Tiongkok akan mengumumkan 'kesepakatan bersejarah' terkait pelarangan aplikasi kecerdasan buatan
Presiden AS Joe Biden dan Presiden Tiongkok Xi Jinping diperkirakan akan mengumumkan perjanjian bersejarah untuk melarang penggunaan kecerdasan buatan (AI) di militer .
Peran Kecerdasan Buatan dalam Mengoptimalkan Proses Manufaktur
Seiring dengan terus berkembangnya teknologi dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya, industri manufaktur memanfaatkan kekuatan kecerdasan buatan (AI) untuk mengoptimalkan prosesnya.
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)