DNVN - Kecerdasan buatan (AI) semakin banyak diterapkan dalam industri jurnalisme, tetapi pertanyaannya adalah apakah ini benar-benar membawa manfaat yang diharapkan?
Beberapa penelitian terkini menunjukkan bahwa penggunaan AI dalam media dapat mendatangkan manfaat dan juga kerugian, bukan hanya dampak positif.
Menurut laporan terbaru dari Universitas Bentley dan Gallup, hingga 56% orang Amerika percaya bahwa AI memiliki manfaat dan kerugian. Namun, jumlah orang yang percaya bahwa kerugian AI lebih besar daripada manfaatnya masih lebih tinggi daripada kelompok yang percaya sebaliknya.
Di Uni Eropa, pandangannya sangat berbeda. Laporan Eurobarometer "Dekade Digital" yang diterbitkan pada bulan Juli menemukan bahwa 73% warga Eropa percaya bahwa digitalisasi telah mempermudah hidup mereka, sementara hanya 23% yang berpendapat sebaliknya. Namun, kekhawatiran tentang penyalahgunaan data pribadi (46%) dan berita palsu atau misinformasi (45%) masih tetap ada.
Sebuah survei global dari POLIS tentang jurnalisme dan AI menemukan bahwa ruang redaksi terutama menggunakan AI untuk mengumpulkan, memproduksi, dan mendistribusikan berita. Meskipun AI membebaskan jurnalis untuk menghasilkan produk yang lebih baik, AI juga membebankan tanggung jawab editorial dan etika yang signifikan.
Sementara itu, Reuters Institute for the Study of Journalism mensurvei hampir 100.000 orang di 47 negara tentang persepsi mereka terhadap AI dalam industri berita. Hasilnya menunjukkan bahwa pembaca lebih nyaman dengan AI yang membantu tugas-tugas di balik layar seperti penerjemahan atau transkripsi, alih-alih menggantikan jurnalis sepenuhnya. Laporan Reuters Institute for the Study of Journalism menemukan bahwa opini tentang AI dalam jurnalisme diungkapkan dengan latar belakang kepercayaan publik terhadap media sekitar 40%.
Jadi, meskipun AI jelas memiliki dampak signifikan terhadap cara penyampaian informasi, para profesional media perlu dibekali dengan perangkat dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk memaksimalkan teknologi ini. Sebagaimana dicatat Charlie Beckett, Direktur Konsultasi Media di London School of Economics , dalam laporannya tentang AI dan jurnalisme: "Jika kita menganggap jurnalisme sebagai barang sosial, yang disediakan oleh masyarakat untuk masyarakat, maka kita memiliki waktu sekitar dua hingga lima tahun bagi organisasi berita untuk mengejar ketertinggalan dari teknologi ini."
Viet Anh (t/h)
[iklan_2]
Sumber: https://doanhnghiepvn.vn/cong-nghe/vi-sao-tri-tue-nhan-tao-la-con-dao-2-luoi-trong-linh-vuc-bao-chi/20241001092352844
Komentar (0)