Seberapa berbahayakah meningitis jamur?

Meningitis jamur - penyakit yang muncul setelah operasi kosmetik dan saat ini menyebar di AS dan Meksiko - dapat menyebabkan demam, sakit kepala, dan bahkan kematian.

AS telah mencatat setidaknya dua kematian dan 17 kasus dugaan meningitis jamur setelah operasi kosmetik di klinik-klinik di Meksiko. Para pasien tertular penyakit tersebut setelah menjalani anestesi epidural.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), lebih dari 200 orang di seluruh negeri menjalani operasi serupa antara 1 Januari dan 13 Mei. Semuanya berisiko.

Meskipun dua pusat tempat pasien terinfeksi, River Side dan K3 Clinica, ditutup, pasien terus menunjukkan gejala meningitis jamur beberapa minggu kemudian.

Apa itu meningitis jamur?

Meningitis adalah infeksi yang memengaruhi cairan dan selaput yang melapisi otak dan sumsum tulang belakang. Menurut CDC, meningitis jamur terjadi setelah seseorang mengalami infeksi jamur yang menyebar ke otak atau sumsum tulang belakang. Tanda dan gejala dapat muncul beberapa minggu setelah infeksi dan biasanya meliputi demam, sakit kepala, mual, muntah, leher kaku, sensitivitas terhadap cahaya, dan perubahan status mental.

Banyak jamur yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata telanjang, sehingga mudah terhirup atau tertelan spora mikroskopisnya, menurut CDC. Meningitis jamur tidak menular dari orang ke orang. Meskipun jarang, wabah meningitis jamur sering terjadi setelah prosedur medis dan operasi.

Diagnosis dan pengobatan

Untuk mendiagnosis meningitis jamur, dokter Anda akan mengambil sampel darah atau cairan serebrospinal untuk menguji spora jamur. Jika hasilnya positif, Anda akan diberikan dosis tinggi obat antijamur intravena, seperti amfoterisin B, yang menghentikan pertumbuhan jamur, menurut CDC. Selanjutnya, Anda akan diberikan obat oral, seperti itrakonazol atau flukonazol.

Tidak ada rekomendasi khusus mengenai lamanya penggunaan obat ini. Kebanyakan dokter akan meresepkannya berdasarkan sistem kekebalan tubuh pasien. Misalnya, orang dengan kondisi kesehatan yang melemahkan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi, seperti HIV/AIDS, perlu mengonsumsi obat ini lebih lama.

Ilustrasi spora jamur penyebab ensefalitis. Foto: Thickstock

Apakah meningitis jamur berakibat fatal?

Tidak ada data tentang berapa banyak orang yang meninggal setiap tahun akibat meningitis jamur, tetapi para ahli kesehatan masyarakat mengatakan penyakit ini dapat berakibat fatal jika tidak segera didiagnosis dan diobati.

Sebuah studi tahun 2017 tentang wabah di Virginia menemukan bahwa 9,6% orang dengan meningitis jamur meninggal bahkan setelah pengobatan. 100% pasien yang tidak diobati meninggal.

Salah satu dari dua pasien yang meninggal dalam wabah ini adalah Shyanne Medrano, 31 tahun, dari Houston. Ia mulai merasa sakit setelah menjalani prosedur Brazilian butt lift di K3 Clinica pada bulan Maret. Beberapa minggu kemudian, Medrano dirawat di rumah sakit dengan gejala infeksi. Dokter menemukan adanya gumpalan darah di tubuhnya. Ia meninggal pada 16 Mei, dua bulan setelah prosedur tersebut.

Saat ini belum ada vaksin untuk meningitis jamur. CDC merekomendasikan beberapa langkah pencegahan seperti menghindari area berdebu, menghindari aktivitas atau kontak dekat dengan debu tanpa menggunakan alat pelindung diri seperti masker, dan membersihkan luka terbuka dengan air hangat dan sabun untuk mencegah infeksi.

Thuc Linh (Menurut ABC News )

Tautan sumber: https://vnexpress.net/viem-mang-nao-do-nam-nguy-hiem-the-nao-4611342.html