Atas undangan Perdana Menteri Selandia Baru Christopher Luxon, Perdana Menteri Pham Minh Chinh beserta istri akan melakukan kunjungan resmi ke Selandia Baru pada 9-11 Maret. Pada kesempatan ini, Direktur Eksekutif Yayasan Asia-Selandia Baru, Ibu Suz Jessep, memberikan wawancara kepada koresponden VNA di Oseania mengenai peristiwa penting dan bermakna tersebut.
Di sela-sela Pertemuan Pionir tahunan ke-14 Forum Ekonomi Dunia (WEF) di Tianjin (Tiongkok), pada pagi hari tanggal 27 Juni 2023, Perdana Menteri Pham Minh Chinh bertemu dengan Perdana Menteri Selandia Baru Chris Hipkins. Foto: Duong Giang/VNA
Menurut Ibu Suz Jessep, kunjungan Perdana Menteri Pham Minh Chinh ke Selandia Baru sungguh bermakna. Ini merupakan kesempatan bagi Selandia Baru dan Vietnam untuk lebih memperkuat hubungan mereka di tingkat tertinggi dan bertukar pandangan tentang berbagai isu penting bagi kedua negara. Fakta bahwa Vietnam mengirimkan delegasi tingkat tinggi yang begitu besar untuk mengunjungi Selandia Baru merupakan bukti betapa pentingnya hubungan Vietnam dengan negara Oseania ini. Pada tahun 2025, Selandia Baru dan Vietnam akan merayakan 50 tahun hubungan diplomatik. Selama lima dekade terakhir, kedua negara telah menyaksikan pertumbuhan yang signifikan dalam kerja sama antarpemerintah dan pertukaran antarmasyarakat, yang mendorong hubungan komprehensif di berbagai bidang seperti pertahanan dan keamanan, olahraga, sains, seni, dan banyak bidang lainnya. Secara keseluruhan, hubungan antara Selandia Baru dan Vietnam sangat dinamis dan hal itu patut dirayakan. Hal ini juga menjadi landasan bagi kedua negara untuk terus memajukan hubungan bilateral di masa mendatang. Ibu Suz Jessep mengingatkan bahwa pada tahun 2020, Selandia Baru dan Vietnam meningkatkan hubungan mereka menjadi kemitraan strategis. Hal ini merupakan pengakuan atas hubungan yang lebih erat yang telah dibangun kedua negara, sekaligus menunjukkan keinginan kedua negara untuk terus bekerja sama dan memajukan kepentingan bersama. Selandia Baru telah bekerja sama dengan Vietnam untuk mengembangkan sektor pertanian, memperkuat kapasitasnya dalam menghadapi perubahan iklim dan bencana alam, serta mendukung pengembangan tenaga kerja yang terampil dan berkualitas. Vietnam telah berkembang menjadi pusat perdagangan dan inovasi regional, dan Selandia Baru dapat belajar banyak dari pengalaman dan keahlian Vietnam. Ibu Suz Jessep menegaskan bahwa Selandia Baru dan Vietnam memiliki banyak teman yang sama, sehingga terdapat peluang untuk bekerja sama dengan negara lain dalam menanggapi perubahan iklim dan mengatasi tantangan lintas batas. Menanggapi kerja sama bilateral dalam memajukan perdamaian dan kesejahteraan di kawasan Asia- Pasifik , Ibu Suz Jessep mengatakan bahwa kedua negara mendukung kawasan yang damai, diatur oleh hukum, menghormati kedaulatan, dan kebebasan navigasi. Menurutnya, melindungi dan memajukan kesejahteraan dan stabilitas bersama mengharuskan Selandia Baru dan Vietnam, bersama dengan negara-negara Asia Tenggara dan kekuatan regional lainnya, untuk terus bekerja sama. Menanggapi prospek hubungan Selandia Baru-Vietnam di masa mendatang, Ibu Suz Jessep mengatakan bahwa kedua negara memiliki potensi besar untuk mengembangkan kerja sama di berbagai bidang. Yayasan Asia-Selandia Baru (Asian-New Zealand Foundation) berupaya membangun koneksi antara talenta Selandia Baru dan rekan-rekan mereka di Asia, termasuk wirausahawan muda yang berupaya menemukan solusi untuk mengatasi tantangan masa depan seperti permintaan pangan, adaptasi perubahan iklim, teknologi, energi hijau, dan sebagainya. Pada saat yang sama, dana tersebut juga berinvestasi dalam memperkuat hubungan antara komunitas Vietnam dan Selandia Baru, sebagai dasar untuk mengembangkan hubungan nasional yang lebih kuat dan mendalam. Ibu Suz Jessep mengatakan bahwa jumlah mahasiswa Vietnam yang belajar di Selandia Baru terus meningkat dan membawa serta keterampilan serta kecerdasan budaya yang dibutuhkan negara Oseania ini. Pada bulan April 2024, Yayasan Asia-Selandia Baru akan membawa sekelompok pemimpin muda Selandia Baru ke Vietnam untuk mempelajari negara tersebut, ekonominya, sejarahnya, dan membangun hubungan dengan para pemimpin muda Vietnam. Pada Mei 2024, Yayasan akan memimpin delegasi manajer seni ke Vietnam untuk mempelajari perkembangan kancah seni Vietnam dan berinteraksi dengan para seniman Vietnam. Yayasan Asia-Selandia Baru juga akan menyambut delegasi pengusaha pariwisata dan agribisnis dari Asia Tenggara, termasuk Vietnam, untuk mempelajari sektor pertanian dan pariwisata Selandia Baru serta berbagi ide dengan mitra lokal. Hubungan semacam ini membantu kedua negara mengembangkan hubungan dagang dan melihat lebih dari sekadar bisnis, yang menurut Suz Jessep penting untuk membangun hubungan yang lebih kuat dan langgeng.
Komentar (0)