Penumpang Vietnam merasakan pengalaman naik pesawat 'buatan China' pada rute Kota Ho Chi Minh - Da Nang - Foto: NGOC DUC
Menurut sumber, Vietjet melaporkan kepada Kementerian Transportasi dan Otoritas Penerbangan Sipil Vietnam tentang rencana operasi sewa basah (termasuk pesawat dan awak) dengan lini pesawat ARJ21 milik COMAC .
Secara khusus, maskapai ini berencana untuk menyewa dua pesawat COMAC ARJ21 dari Chengdu Airlines mulai 15 Januari 2025 untuk melayani puncak Tahun Baru Imlek. Rute utama yang akan dioperasikan meliputi Hanoi dan Kota Ho Chi Minh ke dan dari Bandara Con Dao.
Karena ini merupakan jenis pesawat baru, maka pihak maskapai telah meminta kepada pihak berwenang untuk mendukung prosedur kontrak ACMI, MOU, FAOC dan meminta unit layanan bandara dan darat untuk berkoordinasi guna menggelar operasi tersebut.
Rencana penerbangan ke Con Dao berubah karena banyak alasan, termasuk keterlambatan pengiriman pesawat, sehingga memaksa maskapai beralih ke pesawat China.
Sebelumnya, Otoritas Penerbangan Sipil Vietnam menginformasikan bahwa Vietjet milik miliarder wanita Nguyen Thi Phuong Thao berencana terbang ke Con Dao menggunakan pesawat Embraer E190.
Dalam persiapan rencana operasi, Vietjet telah aktif merekrut pilot, pramugari, dan berinvestasi dalam peralatan untuk pesawat Embraer E190. Namun, jadwal resmi untuk mengoperasikan rute ini belum diumumkan.
Pembukaan kembali penerbangan langsung dari Hanoi, Kota Ho Chi Minh, ke Con Dao membawa banyak manfaat bagi penumpang, terutama wisatawan dari Utara yang ingin menjelajahi keindahan alam pulau mutiara ini. Sebelumnya, Bamboo Airways mengoperasikan rute ini, tetapi berhenti beroperasi sejak April 2024.
Saat ini, penumpang yang bepergian dari Hanoi ke Con Dao seringkali harus transit di bandara Tan Son Nhat atau Can Tho, lalu melanjutkan perjalanan dengan pesawat Vasco ATR72 (anak perusahaan Vietnam Airlines). Proses ini tidak hanya memperpanjang waktu tetapi juga meningkatkan biaya.
Dengan pesawat ATR72 (66 kursi), Vasco masih mempertahankan rute Kota Ho Chi Minh – Con Dao. Namun, jumlah kursi yang terbatas dan waktu penerbangan yang panjang membuat pemesanan tiket, terutama selama musim puncak, menjadi sulit.
Maskapai COMAC bertujuan untuk mematahkan monopoli Airbus dan Boeing
Didirikan pada tahun 2008, COMAC adalah perusahaan milik negara China yang mengkhususkan diri dalam penelitian dan pengembangan pesawat komersial dengan ambisi untuk mematahkan monopoli di bidang ini yang dilakukan oleh Barat, Airbus, dan Boeing.
Saat ini, dua lini pesawat pabrikan Cina telah mulai beroperasi: model berbadan sempit C919 dan jet regional ARJ21.
Di antaranya, C919 merupakan hasil pengembangan selama 14 tahun oleh COMAC, yang disertifikasi oleh Tiongkok pada akhir September 2022. Dengan panjang hampir 39 m, pesawat ini memiliki kapasitas maksimum 192 penumpang dan jangkauan 4.075 km.
ARJ21 adalah pesawat pertama yang diteliti dan diproduksi oleh COMAC sendiri. Model jet regional ini menggunakan dua mesin GE CF34-10A dari AS; peralatan penerbangan dan pendaratan dari Liebherr (Jerman). ARJ21 memiliki jangkauan 2.225 hingga 3.700 km.
Maskapai penerbangan Tiongkok telah menggunakan jet ini di banyak rute domestik. Menurut COMAC, ARJ21 telah menerbangkan 13 juta penumpang. COMAC akan mengirimkan jet regional ini kepada pelanggan internasional pertamanya di Indonesia pada tahun 2022.
Komentar (0)