Vietnam.vn - Nền tảng quảng bá Việt Nam

Độc lập - Tự do - Hạnh phúc

Modal investasi global berfokus pada sektor ekonomi digital dan berteknologi tinggi

Pasar investasi langsung asing (FDI) global terus mengalami fluktuasi yang signifikan, yang mencerminkan pergeseran strategi investasi negara dan bisnis dalam menghadapi konteks ekonomi, geopolitik, dan teknologi yang kompleks.

Báo Đầu tưBáo Đầu tư29/12/2024

Menurut Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Perdagangan dan Pembangunan (UNCTAD), arus FDI global pada tahun 2023 mencapai US$1,3 triliun, turun 2% dari tahun sebelumnya dan menandai penurunan selama dua tahun berturut-turut. Namun, pada tahun 2024 terjadi sedikit pemulihan, dengan FDI global mencapai US$1,37 triliun. Tren pemulihan berlanjut pada paruh pertama tahun 2025, dengan total FDI tercatat meningkat sekitar 4% dibandingkan periode yang sama pada tahun 2024, terutama karena pemulihan di pasar negara berkembang di Asia dan beberapa kawasan di Afrika.

Pada tahun 2025, aliran FDI global akan terus berfokus pada sektor teknologi tinggi, ekonomi digital, dan energi terbarukan, yang mencerminkan tren transformasi digital dan pembangunan berkelanjutan. Menurut UNCTAD, FDI dalam proyek pertumbuhan hijau di negara-negara berkembang telah meningkat tajam dalam beberapa tahun terakhir dan tren ini diperkirakan akan berlanjut pada tahun 2025. Proyek-proyek besar, seperti proyek hidrogen hijau senilai $34 miliar di Mauritania, merupakan bukti pergeseran menuju sektor-sektor yang ramah lingkungan.

Industri semikonduktor, kecerdasan buatan (AI), dan energi terbarukan menjadi fokus daya tarik modal. Negara-negara seperti Vietnam, India, dan Singapura memanfaatkan tenaga kerja muda dan kebijakan preferensial mereka untuk menarik perusahaan teknologi besar dari AS, Jepang, dan Uni Eropa. Sebagai contoh, Vietnam mencatat total modal FDI terdaftar sebesar US$21,52 miliar dalam 6 bulan pertama tahun 2025, dengan 55,6% modal mengalir ke industri pengolahan dan manufaktur, terutama manufaktur berteknologi tinggi.

Gangguan rantai pasokan dalam beberapa tahun terakhir, ditambah dengan ketegangan perdagangan antarnegara ekonomi utama, telah mendorong perusahaan multinasional untuk merestrukturisasi rantai pasokan mereka. Perusahaan-perusahaan AS dan Eropa mengurangi ketergantungan mereka pada Tiongkok, dengan pangsa proyek FDI AS di Tiongkok turun dari 5,2% pada tahun 2019 menjadi 1,8% pada tahun 2023. Sebaliknya, negara-negara tujuan seperti Vietnam, India, dan Meksiko muncul sebagai pusat manufaktur baru.

Tren penting di tahun 2025 adalah penerapan Pajak Minimum Global (GMT), yang didorong oleh Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) untuk membatasi penetapan harga transfer dan memastikan persaingan pajak yang adil. Hal ini menimbulkan tantangan bagi negara-negara yang mengandalkan insentif pajak untuk menarik FDI, tetapi sekaligus membuka peluang untuk meningkatkan transparansi dan keberlanjutan lingkungan investasi.

Arus FDI dari negara-negara berkembang tumbuh lebih cepat daripada negara-negara maju, mencapai 6% dari FDI global pada tahun 2023. Negara-negara seperti Tiongkok, Korea Selatan, dan Singapura memperluas investasi mereka ke luar negeri, terutama ke pasar Asia Tenggara dan Afrika. Hal ini mencerminkan pergeseran dalam investasi global, dengan negara-negara berkembang memainkan peran yang semakin penting.

Meskipun banyak sinyal positif, arus FDI global juga menghadapi beberapa tantangan besar.

Pertama, kualitas infrastruktur di banyak negara berkembang masih menjadi penghalang.

Kedua, kesenjangan keterampilan tenaga kerja merupakan masalah. Misalnya, di Vietnam, hanya 40% tenaga kerja yang memenuhi persyaratan Industri 4.0.

Ketiga, kekurangan dalam lingkungan hukum dan rendahnya tingkat transparansi.

Selain itu, risiko geopolitik , seperti konflik Rusia-Ukraina dan ketegangan AS-Tiongkok, juga terus memengaruhi arus FDI, membuat investor lebih berhati-hati dalam memilih tujuan.

Sumber: https://baodautu.vn/von-dau-tu-toan-cau-tap-trung-vao-cac-linh-vuc-cong-nghe-cao-kinh-te-so-d338660.html


Komentar (0)

No data
No data

Dalam topik yang sama

Dalam kategori yang sama

Jet tempur Su-30-MK2 jatuhkan peluru pengacau, helikopter mengibarkan bendera di langit ibu kota
Puaskan mata Anda dengan jet tempur Su-30MK2 yang menjatuhkan perangkap panas yang bersinar di langit ibu kota
(Langsung) Gladi bersih perayaan, pawai, dan pawai Hari Nasional 2 September
Duong Hoang Yen menyanyikan "Tanah Air di Bawah Sinar Matahari" secara a cappella yang menimbulkan emosi yang kuat

Dari penulis yang sama

Warisan

Angka

Bisnis

No videos available

Berita

Sistem Politik

Lokal

Produk