Nasib alam semesta masih menjadi pertanyaan yang belum terjawab, setelah data baru menunjukkan bahwa energi gelap yang memicu perluasan alam semesta telah melemah selama 4 atau 5 miliar tahun terakhir.
Teleskop Nicholas U. Mayall di Observatorium Nasional Kitt Peak dekat Tucson, Arizona, AS
Sebelum tahun 1998, para ilmuwan meyakini bahwa perluasan alam semesta setelah peristiwa Big Bang akan melambat karena pengaruh gravitasi.
Namun, pada tahun 1998, dua kelompok penelitian independen dari AS dan Australia, saat mempelajari supernova, menemukan bahwa perluasan alam semesta sebenarnya semakin cepat, tidak melambat seperti yang diperkirakan sebelumnya.
Dari penemuan di atas, para astronom yakin bahwa pasti ada kekuatan misterius di balik fenomena di atas, dan menamakannya "energi gelap".
Jika tidak ada perubahan, para peneliti memperkirakan bahwa miliaran atau triliunan tahun dari sekarang alam semesta akan menjadi ruang yang dingin, gelap, dan tak bernyawa.
Namun, The Washington Post pada tanggal 19 Maret mengutip data baru yang dirilis oleh para ilmuwan yang berpartisipasi dalam survei DESI (Instrumen Spektroskopi Energi Gelap) pada hari yang sama, menunjukkan bahwa tren perluasan alam semesta sebenarnya telah melemah selama 4 hingga 5 miliar tahun terakhir.
Menurut analisis tim DESI, energi gelap mungkin bukan "konstanta kosmologis" seperti yang selama ini dipikirkan, tetapi justru berevolusi seiring waktu.
Jika hipotesis "energi gelap yang berevolusi" terbukti benar dalam penelitian lebih lanjut, masa depan alam semesta akan menjadi sesuatu yang benar-benar tidak dapat diprediksi.
Alam semesta mungkin berhenti mengembang karena energi gelap melemah.
Mungkin alam semesta akan bergerak menuju tahap yang matang dan stabil, daripada bergerak tergesa-gesa dan tidak berubah.
Atau mungkin perluasan itu akan bertambah cepat lagi, seolah-olah di bawah pengaruh kekuatan misterius lainnya.
Atau mungkin keadaan akan berbalik dan alam semesta akan runtuh.
"Hasil ini sekali lagi memunculkan kemungkinan bahwa alam semesta mungkin tidak akan terus mengembang selamanya. Salah satu kemungkinan menurut analisis saat ini adalah alam semesta mungkin berhenti mengembang dan menyusut," kata kosmolog Mustapha Ishak dari Universitas Texas (AS), salah satu ketua tim analisis data, dikutip oleh The Washington Post .
“Kita tidak dapat memprediksi bagaimana energi gelap akan berperilaku di masa depan,” kata Willem Elbers, seorang kosmolog di Universitas Durham di Inggris dan salah satu ketua tim DESI.
Superkomputer memprediksi akhir umat manusia, ketika bumi kehabisan oksigen
[iklan_2]
Sumber: https://thanhnien.vn/vu-tru-doi-mat-tuong-lai-kho-doan-vi-nang-luong-toi-bat-ngo-suy-yeu-185250320110312326.htm
Komentar (0)