Kesepakatan ekspor peralatan UAV akan berlaku setelah Turki menyelesaikan ratifikasi tawaran Swedia untuk bergabung dengan NATO.
AS telah menyetujui penjualan pesawat F-16 senilai sekitar $23 miliar kepada Turki. (Sumber: Yonhap) |
Kanada dan Turki telah mencapai kesepakatan untuk melanjutkan ekspor suku cadang kendaraan udara tak berawak (UAV) Kanada dengan imbalan transparansi yang lebih besar tentang di mana suku cadang tersebut akan digunakan, The Globe and Mail melaporkan pada tanggal 26 Januari.
Juru bicara Urusan Luar Negeri Kanada Charlotte MacLeod mengatakan bahwa meskipun kontrol ekspor masih berlaku, Ottawa ingin menyelesaikan masalah tersebut dengan Ankara sebagai sekutu di Organisasi Perjanjian Atlantik Utara (NATO).
Kesepakatan itu akan berlaku setelah Ankara menyelesaikan ratifikasi tawaran Swedia untuk bergabung dengan NATO.
Setelah 20 bulan tertunda, Turki segera meratifikasi keanggotaan Swedia di NATO, termasuk pemungutan suara parlemen dan persetujuan presiden, minggu lalu.
Ankara diperkirakan akan mengirimkan dokumen tersebut ke Washington untuk membuka jalan bagi Kanada untuk segera mencabut kontrol ekspor yang telah diberlakukan sejak 2020.
Kanada menghentikan penjualan teknologi UAV ke Ankara pada tahun 2020 setelah diketahui bahwa peralatan optik terpasang UAV buatan Turki telah digunakan oleh Azerbaijan dalam pertempuran dengan pasukan Armenia di Nagorno Karabakh.
Juga pada tanggal 26 Januari, Pentagon mengatakan Departemen Luar Negeri AS telah menyetujui penjualan jet tempur F-16 dan peralatan terkait ke Turki dalam kesepakatan senilai sekitar $23 miliar, setelah Ankara menyetujui aksesi Swedia ke NATO.
Menurut Pentagon, Lockheed Martin adalah kontraktor utama untuk kesepakatan tersebut.
Seorang pejabat AS mengungkapkan bahwa, sebagaimana diharuskan oleh hukum AS, Departemen Luar Negeri memberitahukan Kongres tentang kesepakatan di atas dan penjualan pesawat F-35 ke Yunani.
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)