Putus cinta memang menyakitkan. Apa pun alasan atau bagaimana akhirnya, kehilangan orang terkasih dapat menjerumuskan Anda ke dalam pusaran kecemasan dan kebingungan.
Siklus emosional setelah putus cinta tidak akan berlangsung selamanya - Foto: FREEPIK
Siklus emosional setelah putus cinta tidak berlangsung selamanya. Anda bisa beralih dari kesedihan ke kegembiraan, kemarahan, harapan, dan nostalgia hanya dalam beberapa menit. Bagaimana Anda melewati "badai" emosional ini?
Apakah kecemasan setelah putus cinta normal?
Menurut Stacker, kecemasan adalah reaksi yang sepenuhnya normal setelah putus cinta. Anda tidak hanya kehilangan orang terkasih, tetapi Anda juga menghadapi perubahan besar dalam hidup. Perubahan tersebut bisa berupa rutinitas bersama, rumah, teman bersama… Faktor-faktor ini dapat menciptakan "badai" emosional yang membuat kecemasan sulit dikendalikan.
Jika Anda sudah memiliki keterikatan yang cemas, Anda mungkin mengalami lebih banyak tekanan setelah putus cinta dan kesulitan menyesuaikan diri dengan perubahan.
Orang dengan kondisi ini terlalu khawatir akan ditinggalkan atau ditolak. Hal ini sering kali bermula dari pengalaman masa kecil dengan orang tua atau pengasuh. Jika Anda yang dipisahkan, perasaan ini bisa semakin parah.
Gangguan obsesif-kompulsif (OCD) juga bisa memburuk setelah hubungan berakhir. OCD melibatkan pikiran obsesif yang tidak diinginkan dan perilaku kompulsif untuk meredakannya.
Sebuah penelitian menemukan bahwa orang yang tidak memiliki gejala OCD sebelum putus cinta berisiko mengembangkan OCD setelah hubungan berakhir.
Bagaimana cara mengatasi kecemasan setelah putus cinta?
Kesehatan mental Anda bisa sangat terganggu setelah putus cinta. Anda mungkin merasa stres, kelelahan, dan lebih emosional. Hal ini mirip dengan berduka atas kehilangan. Otak Anda mungkin berkabut, sehingga sulit berkonsentrasi atau mengambil keputusan. Inilah mengapa sangat penting untuk menjaga diri sendiri selama berhari-hari, berminggu-minggu, dan berbulan-bulan setelah putus cinta.
Jangan memaksakan diri untuk melupakan mantan atau melupakan rasa sakit dalam jangka waktu tertentu. Menekan diri sendiri justru dapat meningkatkan kecemasan dan memperpanjang proses pemulihan.
Beberapa cara untuk membantu Anda meredakan kecemasan setelah putus cinta meliputi: meditasi, menjaga pikiran tetap tenang dan fokus pada saat ini, menghindari alkohol, dan menghabiskan lebih banyak waktu dengan keluarga dan teman.
Jangan lupa juga berolahraga. Aktivitas fisik membantu tubuh memproduksi endorfin, yang mengurangi kecemasan dan meningkatkan suasana hati.
Perhatikan kebutuhan dasar Anda, pastikan pola makan sehat dan tidur yang cukup. Beberapa makanan yang dapat membantu mengurangi kecemasan antara lain sayuran berdaun hijau, kacang-kacangan, hati, dan daging sapi.
Jika kecemasan pascaputus cinta benar-benar memengaruhi kehidupan sehari-hari Anda, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional. Jika Anda kesulitan berkonsentrasi atau terjebak dalam pikiran cemas yang terus-menerus, mencari dukungan adalah langkah yang tepat.
Gejala kecemasan pasca putus cinta
Siapa pun yang pernah mengalami putus cinta tahu bahwa rasa sakit tidak hanya bersifat emosional, tetapi juga dapat bermanifestasi secara fisik. Anda mungkin merasakan sesak di dada yang berlangsung berjam-jam atau berhari-hari, atau ada benjolan di tenggorokan. Tubuh sering kali merespons rasa sakit emosional dengan gejala fisik.
Keseimbangan hormon juga dapat terganggu. Saat menjalin hubungan, otak memproduksi oksitosin, yang dikenal sebagai "hormon cinta", yang meningkatkan rasa percaya dan mengurangi stres serta kecemasan. Dopamin, yang memberikan rasa euforia, dan endorfin pereda nyeri, juga berkontribusi pada kebahagiaan. Saat putus cinta, hormon-hormon ini menurun drastis, sementara kortisol, hormon stres, meningkat, sehingga kecemasan semakin terasa.
Gejala umum setelah putus cinta meliputi rendahnya harga diri dan perasaan tidak berharga, terutama jika Anda adalah orang yang diputuskannya. depresi, kemarahan, insomnia, kecemasan, sakit hati dan sakit fisik lainnya.
[iklan_2]
Sumber: https://tuoitre.vn/vuot-qua-cam-giac-do-vo-sau-khi-chia-tay-20250214131018271.htm






Komentar (0)