Lebih dari 10 merek China, dari mobil bertenaga bensin hingga mobil listrik China seperti BYD, Geely, Chery, Great Wall, SAIC dan Wuling, telah membanjiri Vietnam, membuka peluang bagi konsumen tetapi juga menimbulkan banyak tantangan bagi industri otomotif dalam negeri.

Pada awal November 2024, model mobil listrik Wuling Bingo dari Tiongkok yang dirakit oleh TMT Motor resmi diluncurkan untuk pengguna di Vietnam dengan harga awal hanya 349 juta VND. Merek-merek Tiongkok lainnya juga hadir di Vietnam dengan harga yang beragam, tidak hanya di segmen mobil murah, dengan harga mulai dari 250-270 juta VND/unit, tetapi juga merek-merek kelas atas lainnya dengan harga miliaran.
Pakar bisnis otomotif, Bapak Vo Van Hoang, mengatakan bahwa masuknya merek mobil Tiongkok telah membuat pasar Vietnam lebih kompetitif dari sebelumnya. Merek-merek Tiongkok harus bersaing tidak hanya dengan merek mobil internasional, tetapi juga satu sama lain. Inilah alasan mengapa merek-merek ini harus menerapkan kebijakan harga preferensial untuk menarik pelanggan.
Meskipun beberapa merek Mobil listrik Tiongkok Meskipun harganya terjangkau, banyak konsumen masih khawatir tentang keamanan dan infrastruktur pengisian daya di Vietnam—yang tidak mendukung standar pengisian daya GB/T, standar pengisian daya yang populer di Tiongkok, dan tidak kompatibel dengan standar CCS2 yang populer di Vietnam. Untuk mengatasi hal ini, konsumen harus membeli konverter tambahan, yang mahal dan merepotkan.
Sementara itu, Bapak Vo Minh Luc, CEO BYD, mengatakan bahwa perusahaan tidak berencana membangun sistem stasiun pengisian daya sendiri, tetapi akan bekerja sama dengan perusahaan lain atau memasangnya di dealer mereka. Menurut para ahli di bidang otomotif, hal ini dapat membuat konsumen merasa tidak aman tentang layanan purnajual, terutama mengingat terbatasnya sistem stasiun pengisian daya di Vietnam.
Berbicara kepada kami, para pakar di sektor otomotif mengatakan bahwa Vietnam telah menetapkan target untuk sepenuhnya beralih ke kendaraan energi bersih pada tahun 2050. Hal ini membuka peluang pengembangan yang kuat bagi industri mobil listrik. Namun, seiring dengan itu muncul tantangan untuk mengelola gelombang mobil listrik impor murah dari Tiongkok.
Oleh karena itu, menurut para ahli, perlu ada langkah-langkah proteksionis untuk melindungi perusahaan domestik, sebagaimana yang diterapkan banyak negara. Misalnya, AS, Kanada, dan Uni Eropa telah menerapkan hambatan tarif yang tinggi untuk mencegah masuknya kendaraan listrik Tiongkok. Vietnam juga dapat menerapkan langkah serupa untuk mempertahankan keunggulan industri manufaktur otomotif domestik.
Selain itu, Pemerintah perlu menetapkan standar yang jelas untuk baterai, sistem pengisian daya, dan layanan purna jual untuk melindungi konsumen.
Sumber






Komentar (0)