Ketua Majelis Nasional Vuong Dinh Hue mengatakan proyek Undang-Undang Pertanahan yang direvisi pada dasarnya telah selesai dan akan diserahkan kepada Majelis Nasional untuk mendapatkan komentar dan persetujuan pada sidang luar biasa minggu depan.
Berbicara pada sesi pembukaan Komite Tetap Majelis Nasional pada sore hari tanggal 8 Januari, Ketua Majelis Nasional Vuong Dinh Hue meminta para delegasi untuk fokus pada tiga isu utama dalam draf tersebut untuk terus menyelesaikan berkas, menyerahkannya kepada Majelis Nasional untuk mendapatkan komentar dan persetujuan pada pembukaan sesi luar biasa tanggal 15 Januari.
Pertama, pengadaan tanah untuk proyek perumahan komersial, perumahan komersial campuran, dan proyek jasa. Kedua, metode penilaian tanah, wewenang dan tanggung jawab pemilihan metode penilaian tanah. Ketiga, proyek penciptaan dana tanah, dana pengembangan lahan, dan alih fungsi lahan.
Menurut Bapak Vuong Dinh Hue, RUU ini sangat penting, dengan dampak yang mendalam terhadap seluruh aspek ekonomi , masyarakat, individu, dan komunitas bisnis dalam jangka pendek maupun panjang. Badan perancang dan peninjau telah mempersiapkan dengan sangat cermat dan teliti, berkonsultasi dengan para ahli dan ilmuwan berkali-kali, dan menyelenggarakan konsultasi publik dengan 12 juta komentar.
Komite Tetap Majelis Nasional juga memberikan komentar resmi sebanyak lima kali. Ketua dan Wakil Ketua Majelis Nasional, bersama Perdana Menteri dan Wakil Perdana Menteri, juga mengadakan banyak sesi kerja dengan berbagai lembaga mengenai berbagai isi rancangan undang-undang tersebut. "Hingga saat ini, rancangan undang-undang tersebut pada dasarnya telah rampung, terlembagakan, dan mencakup semangat Resolusi 18 Komite Sentral, Konstitusi, dan Platform Partai," ujar Bapak Hue.
Ketua Majelis Nasional Vuong Dinh Hue berpidato pada sesi sore tanggal 8 Januari. Foto: Media Majelis Nasional
Sebelumnya, pada pagi hari tanggal 22 November 2023, Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) sepakat untuk mengubah waktu pengesahan RUU Pertanahan hasil revisi dari masa sidang ke-6 ke masa sidang berikutnya. Saat itu, RUU tersebut memiliki 14 pokok bahasan dengan dua opsi untuk meminta pendapat MPR. Di antara pokok bahasan tersebut, pokok bahasan yang paling banyak mendapat tanggapan dari para ahli dan anggota MPR serta harus terus direvisi melalui draf RUU adalah RUU Pertanahan Negara (Pasal 79, 126, dan 128).
Rancangan Undang-Undang yang diajukan kepada Majelis Nasional pada sidang ke-6 merancang dua opsi untuk proyek perumahan komersial dan proyek perumahan campuran, komersial, dan jasa. Pertama, menetapkan bahwa proyek-proyek ini tunduk pada pengadaan tanah oleh Negara untuk lelang hak guna lahan dan penawaran kepada investor terpilih. Kedua, proyek-proyek tersebut harus disertai dengan kriteria dan persyaratan khusus jika Negara memperoleh tanah untuk pembangunan sosial-ekonomi bagi kepentingan nasional dan publik.
Dalam resolusi sidang hukum tanggal 5 Januari 2024, Pemerintah meminta Kementerian Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup untuk merancang regulasi tentang pengalihan hak atas tanah untuk pembangunan perumahan komersial ke arah negosiasi mandiri antara masyarakat dan pelaku usaha, memastikan kepatuhan terhadap Resolusi 18 Komite Sentral dan kenyataan.
Pemerintah juga meminta Kementerian Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup untuk menetapkan secara jelas dalam rancangan Undang-Undang Pertanahan yang telah direvisi mengenai metode penetapan harga tanah; kasus dan ketentuan penerapan metode penilaian. Pemerintah akan merinci isi penilaian tanah, memastikan kejelasan, keterbukaan, transparansi, dan keselarasan kepentingan antara Negara, pengguna tanah, dan investor.
Sidang luar biasa Majelis Nasional ke-15 dijadwalkan berlangsung selama tiga hari, dibuka pada 15 Januari dan dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama (15 Januari hingga pagi hari tanggal 17 Januari) dirancang agar para delegasi dapat mendengarkan presentasi, laporan, dan membahas rancangan undang-undang tentang Lembaga Kredit (yang telah diamandemen), Pertanahan (yang telah diamandemen); Resolusi tentang mekanisme dan kebijakan khusus untuk menghilangkan hambatan, mempercepat pelaksanaan Program Target Nasional; Perencanaan Tata Ruang Laut Nasional. Sidang kedua pada 19 Januari 2024 untuk mengesahkan undang-undang, resolusi, dan menutup sidang.
[iklan_2]
Tautan sumber
Komentar (0)