Dalam 9 bulan, Vietnam memperoleh lebih dari 1 miliar dolar AS dari ekspor lada. Foto: VPSA |
Menurut data awal dari Direktorat Jenderal Bea Cukai, pada bulan September 2024, Vietnam mengekspor 20.000 ton lada, menghasilkan pendapatan sebesar 125 juta dolar AS, naik 10,4% secara volume tetapi nilainya melonjak 84,9% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Hingga akhir September, ekspor lada mencapai 203.000 ton, menghasilkan pendapatan lebih dari 1 miliar dolar AS, turun 1,5% secara volume tetapi naik 46,9% secara nilai. Hal ini disebabkan oleh harga ekspor lada yang meningkat tajam sebesar 49,2% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, menjadi 4.941 dolar AS/ton.
Patut dicatat, September lalu, harga ekspor rata-rata "emas hitam" mencapai 6.239 USD/ton, naik 67,5% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, dan bulan ini juga mencatat harga ekspor tertinggi dalam beberapa tahun terakhir. Tingginya harga lada juga menyebabkan peningkatan penipuan komersial.
Sebelumnya, Ibu Hoang Thi Lien, Presiden VPSA, berkomentar bahwa dalam 3-5 tahun ke depan, produksi lada global masih belum akan cukup untuk memenuhi permintaan konsumen. Para penjual berupaya membangun koneksi dengan industri lada Vietnam untuk menghindari situasi pesanan massal di pasar dan mengendalikan harga.
"Lada telah memasuki siklus kenaikan harga baru. Siklus ini akan berlangsung 10-15 tahun dan harganya mungkin mencapai puncaknya di 350.000-400.000 VND/kg," ujar Bapak Hoang Phuoc Binh, Wakil Presiden Tetap Asosiasi Lada Chu Se (Provinsi Gia Lai ), dan menambahkan bahwa harga lada memasuki siklus kenaikan harga baru setelah bertahun-tahun "terpuruk".
Komentar (0)