Bapak Stefano Bonilauri, Direktur Penerbitan Anteo Edizion di kota Reggio Emilia, Italia Utara, memberikan wawancara kepada reporter VNA. Foto: Thanh Hai/Reporter VNA di Italia
Dalam perbincangan tersebut, Bapak Bonilauri menyampaikan komentar yang mendalam dan menekankan betapa pentingnya kemenangan bersejarah pada 30 April bagi nasib Vietnam dan gerakan revolusioner dunia. Bapak Bonilauri mengatakan bahwa peristiwa 30 April 1975 menandai berakhirnya perang yang hampir tak pernah berakhir selama bertahun-tahun, di mana rakyat Vietnam terpaksa menghadapi tiga kekuatan terkuat di dunia. Pertama, kaum fasis Jepang dalam Perang Dunia II, kemudian penjajah Prancis hingga 1954, dan terakhir imperialis Amerika. Tak hanya seluruh rakyat Vietnam, tetapi juga seluruh dunia, kaum muda dan anti-imperialis, kekuatan-kekuatan yang selama bertahun-tahun telah mengobarkan semangat solidaritas dalam perjuangan pembebasan Vietnam, mengungkapkan kegembiraan mereka atas kemenangan di momen penting tersebut.
Dalam empat dekade pertama pembangunan sosialisme, selain mempersatukan negara, Vietnam telah mencapai prestasi-prestasi besar seperti mengembangkan kekuatan produktif dan menguniversalkan pendidikan umum bagi seluruh rakyat. Namun, maju menuju sosialisme juga berarti mampu berinovasi dan beradaptasi dengan perkembangan zaman, menyingkirkan semua gagasan dogmatis, dan melakukan kritik diri bila perlu. Dengan semangat tersebut, Kongres Partai Nasional ke-6 menyoroti keterbatasan dan kekurangan, serta menunjukkan alasan-alasan yang tersisa untuk memulai periode Reformasi.
Kemampuan untuk mengkritik diri sendiri dan berinovasi inilah yang membantu Vietnam mengatasi krisis di tahun-tahun berikutnya dan berkembang dengan sukses. Sosialisme Vietnam terus meraih prestasi penting, tetapi jalan menuju sosialisme masih panjang dan sulit. Hanya dengan mempertahankan semangat mengkritik diri sendiri dan inovasi yang gigih, serta menempatkan rakyat sebagai tujuan, bukan sarana, Vietnam dapat melanjutkan jalan sosialis yang telah dipilih rakyat 80 tahun yang lalu.
Menurut Bapak Bonilauri, semangat solidaritas nasional tidak hanya menghasilkan kemenangan bersejarah 30 April 1975, tetapi juga memainkan peran yang sangat penting dalam pembangunan dan pengembangan Vietnam. Pada 10 Mei 1969, sekitar 4 bulan sebelum wafatnya, Presiden Ho Chi Minh menulis dalam wasiatnya: "Harapan terakhir saya adalah: Seluruh Partai dan rakyat kita bersatu untuk berjuang membangun Vietnam yang damai , bersatu, merdeka, demokratis, dan sejahtera, serta memberikan kontribusi yang berharga bagi perjuangan revolusioner dunia." Hingga kini, berkat kemenangan 30 April 1975, Republik Sosialis Vietnam terus melangkah teguh di jalan ini.
Demikian pula, setelah kemenangan 30 April, contoh paling menonjol dari kombinasi seni militer dan diplomasi yang terampil adalah "diplomasi bambu", yaitu kemampuan Vietnam untuk mempertahankan hubungan bilateral yang positif dengan semua kekuatan dunia tanpa menyerah kepada mereka. Vietnam menyeimbangkan berbagai kekuatan geopolitik yang bersaing, mengejar kepentingan nasionalnya melalui hubungan yang seimbang dengan semua kekuatan tanpa menciptakan bentuk ketergantungan apa pun.
Menurut Bapak Bonilauri, untuk mengatasi permasalahan terkini dalam konteks ekonomi digital dan revolusi industri 4.0, Vietnam harus senantiasa menempatkan kepentingan nasional dan kepentingan rakyat di pusat segala tindakan. Dengan mengikuti jalur ini, Vietnam dapat mengatasi segala kesulitan dalam konteks internasional yang kompleks.
Mengenai pelajaran dari kemenangan 30 April, Bapak Bonilauri mengatakan bahwa pertama-tama, tekad rakyat Vietnam untuk melawan adalah yang terpenting. Meskipun menghadapi kekurangan peralatan dan teknologi yang signifikan, rakyat Vietnam menunjukkan tekad yang teguh untuk mempertahankan negara dan kemerdekaan nasional mereka. Hal ini membuktikan bahwa tekad rakyat dapat mengatasi bahkan kesenjangan kekuatan terbesar sekalipun, menciptakan kepercayaan diri yang besar bagi bangsa-bangsa lain di Asia dan Afrika, yang saat itu sedang berpartisipasi dalam perjuangan dekolonisasi dan kemerdekaan nasional.
Duong Hoa - Truong Duy - Thanh Hai (Kantor Berita Vietnam)
Sumber: https://baotintuc.vn/phan-tichnhan-dinh/y-nghia-chinh-tri-sau-sac-cua-chien-thang-304-qua-goc-nhin-cua-chuyen-gia-italy-20250331150845160.htm
Komentar (0)