Menurut koresponden Kantor Berita Vietnam di Kuala Lumpur, pada malam tanggal 29 Agustus, dalam kerangka program pertukaran budaya khusus yang dikoordinasikan oleh Komite Negara untuk Warga Vietnam di Luar Negeri, Asosiasi Persahabatan Malaysia-Vietnam (MVFA) secara resmi meluncurkan Klub Warisan Ao Dai Vietnam di Malaysia.
Ini bukan hanya acara budaya bagi komunitas Vietnam di negara tuan rumah, tetapi juga bukti nyata kekuatan lunak budaya karena warisan terus menyebar, menjadi jembatan yang menghubungkan orang, bangsa, dan wilayah.
Ao dai bukan hanya sekadar pakaian, tetapi juga simbol kecantikan tradisional yang terkait dengan citra perempuan Vietnam. Pada upacara peluncuran, Ibu Tran Thi Chang - Presiden MVFA - dengan penuh emosi menyampaikan bahwa ao dai adalah "duta budaya" Vietnam.
Pembentukan Ao Dai Heritage Club di Malaysia bertujuan tidak hanya untuk melestarikan warisan budaya, tetapi juga untuk menegaskan bahwa identitas budaya Vietnam dapat menyebar dengan kuat dalam konteks integrasi, sekaligus menciptakan jembatan yang menghubungkan hati kedua bangsa.
Bagi diaspora Vietnam, ao dai (pakaian tradisional Vietnam) memiliki makna baru: pakaian ini melambangkan hubungan dengan akar budaya mereka, cara untuk mengingat budaya, tradisi, dan identitas mereka dalam kehidupan di luar negeri.

Dalam kapasitasnya sebagai Ketua Klub, Ibu Nguyen Thi Lien menyampaikan bahwa ao dai (pakaian tradisional Vietnam) telah berevolusi dari sekadar pakaian dalam keluarga menjadi simbol budaya yang dikenal oleh teman-teman internasional.
Bagi warga Vietnam yang tinggal di luar negeri, ao dai (pakaian tradisional Vietnam) bukan hanya sumber kebanggaan nasional tetapi juga bukti integrasi sekaligus pelestarian identitas budaya. Anggota klub akan berupaya menyelenggarakan berbagai kegiatan untuk memastikan ao dai tidak hanya hadir di komunitas Vietnam tetapi juga diterima oleh teman-teman Malaysia dan orang-orang dari negara-negara ASEAN lainnya, dengan tujuan diakui sebagai warisan mode global.
Dalam acara tersebut, Bapak Muhammad Afiq bin Anuar, yang mewakili Kementerian Pariwisata , Seni dan Kebudayaan Malaysia, membandingkan ao dai (pakaian tradisional Vietnam) dengan pakaian tradisional Malaysia seperti "kebaya" atau "baju kurung."
Menurutnya, budaya bukan hanya tentang pelestarian, tetapi juga tentang koneksi. Seperti kebaya atau baju kurung, ao dai Vietnam mewujudkan "identitas, martabat, dan warisan."
Pembentukan Klub Warisan Ao Dai Vietnam di Malaysia akan membuka jembatan baru, berkontribusi untuk memperkaya warisan budaya ASEAN dan mempromosikan rasa saling menghormati antar bangsa.
Muhammad juga menekankan bahwa, dalam konteks ekonomi kreatif yang berkembang pesat, warisan dan mode memainkan peran budaya sekaligus berkontribusi dalam menciptakan nilai-nilai baru dalam hal pertukaran, perdagangan, dan hubungan antarmanusia.
Klub Warisan Ao Dai Vietnam di Malaysia telah mengidentifikasi tugas-tugas utama seperti menghubungkan komunitas penggemar Ao Dai, menyelenggarakan acara untuk mempromosikan Ao Dai, dan menghubungkan serta berbagi pengalaman dalam pelestarian warisan. Lebih lanjut, klub ini akan berupaya berkontribusi pada pengakuan Ao Dai sebagai warisan budaya dan mode, meningkatkan statusnya di panggung internasional.

Dalam pidatonya, Ibu Tran Thi Chang lebih lanjut menyampaikan bahwa Asosiasi MVFA akan fokus pada mempromosikan pertukaran budaya dan seni, menegaskan peran komunitas Vietnam di Malaysia sebagai jembatan sosial-budaya antara kedua negara, dan memupuk semangat solidaritas ASEAN.
Menurutnya, budaya bukan hanya kenangan yang harus dilestarikan, tetapi juga kekuatan lunak yang membantu kita bergerak bersama menuju masa depan.
Peluncuran Klub Warisan Ao Dai Vietnam di Malaysia berlangsung pada tahun yang penting karena Vietnam merayakan ulang tahun kemerdekaan ke-80 dan ulang tahun reunifikasi nasional ke-50, sementara Malaysia merayakan Hari Nasional ke-68 dalam perannya sebagai Ketua ASEAN.
Pencapaian-pencapaian ini tidak hanya menegaskan vitalitas setiap negara, tetapi juga menunjukkan ikatan yang semakin kuat di dalam ASEAN – di mana setiap budaya dihormati sebagai bagian dari kekuatan bersama.
Kehadiran ao dai (pakaian tradisional Vietnam) di acara tersebut tidak hanya membangkitkan keindahan tradisional Vietnam tetapi juga menyampaikan pesan pertukaran budaya, persahabatan, dan aspirasi untuk integrasi. Ao dai telah melampaui batas negara untuk menjadi simbol budaya yang menghubungkan Vietnam, Malaysia, dan ASEAN.
Berbicara kepada seorang reporter VNA di acara tersebut, mantan Duta Besar Malaysia untuk Vietnam, Dato Azmil Zabidi, berseru bahwa ao dai Vietnam benar-benar indah, dari bahan hingga desainnya.
Melalui acara budaya tentang ao dai (pakaian tradisional Vietnam) ini, masyarakat Malaysia telah belajar lebih banyak tentang Vietnam dan penduduknya. Bapak Zabidi menekankan bahwa keindahan ao dai harus dipopulerkan di seluruh dunia, bukan hanya di Malaysia atau ASEAN.
Acara peluncuran klub ini menunjukkan vitalitas budaya dalam menciptakan jembatan baru.
Dari keanggunan busana tradisional Vietnam (ao dai), komunitas ekspatriat Vietnam telah membangun ruang budaya bersama di Malaysia, berkontribusi untuk memperkaya kehidupan spiritual, memperkuat persahabatan antara kedua negara, dan memupuk solidaritas ASEAN, di mana setiap budaya berkontribusi pada kekuatan bersama. Ini adalah bukti nyata dari pernyataan Muhammad Afiq bin Anuar: "Warisan bersama adalah kemakmuran bersama."
Sumber: https://www.vietnamplus.vn/ao-dai-viet-nam-bieu-tuong-van-hoa-ket-noi-va-hoi-nhap-tai-malaysia-post1058903.vnp










Komentar (0)