AirTag memudahkan pengguna menemukan barang, tetapi di saat yang sama, alat ini juga digunakan oleh penjahat untuk tujuan jahat. Dengan menempelkan AirTag ke koper atau dompet, pengguna dapat melacak lokasi barang melalui aplikasi Lacak. Karena AirTag menggunakan jutaan perangkat Apple lain sebagai titik referensi, akurasinya sangat tinggi. Berkat ukurannya yang ringkas dan harganya yang terjangkau ($29), penjahat dapat dengan mudah memasukkan AirTag ke dalam tas, saku, atau mobil korban. Polisi AS mengatakan bahwa pencuri sering menyembunyikan AirTag di mobil-mobil mahal untuk merencanakan pencurian mobil.
Pada tahun 2022, Lauren Hughes, salah satu dari 37 orang yang menggugat Apple, mengatakan ia dilacak oleh AirTag. Mantan pacar Lauren Hughes memasang AirTag di ban mobilnya untuk melacak lokasi, hotel, dan rumah barunya.
Gugatan tersebut mengklaim bahwa AirTag telah menjadi senjata bagi para penguntit dan pelaku kekerasan.
Sebelumnya, seorang wanita anonim mengatakan kepada CBS News bahwa seseorang telah menyelipkan AirTag ke jaketnya di sebuah bar di New York (AS) pada Januari 2022.
Dengan menggunakan teknologi, penjahat bisa mendapatkan informasi lokasi korban secara real-time. Jika lokasi korban terus-menerus diketahui, mereka tidak akan bisa melarikan diri.
Pada tahun 2022, Apple memperingatkan pengguna untuk tidak menggunakan perangkat untuk melacak orang lain tanpa izin karena hal itu ilegal. Aksesori seperti AirTag dan AirPods akan memperingatkan pengguna jika mereka dipasangkan dengan perangkat yang bukan milik mereka. AirTag akan menampilkan notifikasi jika pengguna berpindah tempat dengan AirTag yang bukan milik mereka. Mulai Juni 2021, Apple menyatakan bahwa AirTag akan berbunyi bip secara acak antara 8 dan 24 jam setelah dipisahkan dari pemiliknya dan menambahkan fitur untuk menonaktifkan AirTag yang tidak dikenal.
Namun, langkah-langkah keamanan ini mungkin tidak cukup. Menurut KGET , empat orang menggunakan AirTags untuk melacak dan membunuh seorang perempuan berusia 61 tahun di California (AS). Dalam kasus lain, seorang perempuan di Indiana (AS) menggunakan AirTags untuk melacak pacarnya dan membunuhnya setelah mencurigainya berselingkuh, menurut USA Today .
[iklan_2]
Tautan sumber






Komentar (0)