Melanjutkan program Sidang Luar Biasa ke-5, pada sore hari tanggal 15 Januari, Majelis Nasional membahas rancangan Undang-Undang Lembaga Perkreditan (perubahan).
Menyampaikan pendapatnya, delegasi Pham Van Thinh (delegasi Bac Giang ) mengatakan bahwa regulasi mengenai bank umum yang bertindak sebagai agen asuransi jiwa masih banyak menimbulkan kekhawatiran.
Bapak Thinh menyatakan bahwa diskon maksimum bagi agen asuransi jiwa untuk dua produk asuransi jiwa populer, yaitu asuransi jiwa berjangka dan asuransi campuran, adalah 4% untuk premi tahun pertama. Bank komersial yang berafiliasi dengan agen asuransi jiwa menyarankan untuk mewajibkan nasabah pinjaman membeli asuransi jiwa dengan cicilan satu tahun sebesar 2%-4% dari nilai pinjaman.
Wakil Majelis Nasional Pham Van Thinh mengemukakan pendapatnya.
Di bank komersial, karyawan bank diberi target untuk jumlah kontrak asuransi dan target pendapatan premi asuransi jiwa.
Delegasi tersebut menyebutkan, berdasarkan kesimpulan pemeriksaan Kementerian Keuangan pada Juli 2023 terhadap 4 perusahaan asuransi jiwa yang menyediakan produk asuransi kepada nasabah melalui jalur perbankan komersial, tingkat pembatalan kontrak setelah tahun pertama nasabah mencapai 70%. Jika nasabah membatalkan di tahun pertama, mereka akan kehilangan seluruh premi yang telah dibayarkan.
Mengutip data beberapa bank, menurut delegasi Pham Van Thinh, dari tahun 2018 hingga 2022, pendapatan dari agen asuransi jiwa bank umum menyumbang proporsi yang sangat besar terhadap keuntungan bank umum.
Dengan realitas dan manfaat yang demikian besar, delegasi Thinh mengatakan, apabila RUU tersebut hanya menerima arahan penambahan Klausul 2, Pasal 113: Bank umum diperbolehkan menyelenggarakan kegiatan usaha perasuransian sesuai dengan ketentuan undang-undang tentang usaha perasuransian, sesuai dengan ruang lingkup kegiatan usaha perasuransian menurut peraturan Gubernur Bank Negara, maka tidak ada jaminan tidak akan terjadi situasi memeras nasabah untuk meminjam uang guna membeli asuransi atau memanfaatkan ketidaktahuan nasabah yang memiliki simpanan tabungan untuk membeli produk asuransi jiwa seperti yang terjadi belakangan ini.
Delegasi pada pertemuan pada sore hari tanggal 15 Januari.
Delegasi Thinh mengusulkan agar rancangan Undang-Undang tersebut menambahkan penugasan Pemerintah untuk menerbitkan dokumen yang mengatur perdagangan produk asuransi yang mana bank umum dan lembaga kredit bertindak sebagai agen untuk memastikan publisitas, transparansi, dan melindungi hak-hak nasabah yang meminjam modal serta menyimpan tabungan di bank.
Delegasi Pham Van Hoa (delegasi Dong Thap) menyatakan persetujuannya dengan pendapat delegasi yang berbicara tentang isi bank usaha patungan dan asosiasi penjualan asuransi, khususnya delegasi Thinh.
Delegasi Hoa menekankan bahwa konsekuensi dari perusahaan patungan dan bank gabungan yang menjual asuransi di masa lalu sudah sangat jelas. Bank tidak memiliki kantor pusat asuransi. Oleh karena itu, delegasi mendukung pandangan bahwa perusahaan patungan dan bank gabungan tidak diperbolehkan menjual asuransi...
Menanggapi Pasal 10 RUU tentang Tanggung Jawab Lembaga Perkreditan dan Kantor Cabang Bank Asing dalam Melindungi Hak Nasabah, delegasi Duong Khac Mai (delegasi Dak Nong) menyampaikan bahwa meskipun terdapat peraturan terkait dalam UU Perasuransian 2022 dan dokumen hukum lainnya, namun untuk lebih melindungi hak nasabah, perlu dilakukan kajian dan legalisasi untuk mencegah dan menangani pelanggaran yang dilakukan oleh pegawai lembaga perkreditan dan bank, seperti:
Kurangnya konsultasi menyebabkan sebagian nasabah salah mengartikan produk asuransi dengan produk perbankan atau meminta membeli asuransi yang dikaitkan dengan pinjaman padahal membutuhkan pinjaman modal dari perbankan sebagaimana diberitakan media baru-baru ini .
[iklan_2]
Sumber






Komentar (0)