
Rafael Struick, Pemain Naturalisasi Langka Indonesia U-22 yang Dipuji - Foto: BOLA
"Para pemain U-22 Indonesia dipermalukan, performa mereka terlalu buruk," tulis berita utama surat kabar Bola pada malam 8 Desember, mengungkapkan kemarahan mereka. Surat kabar tersebut kemudian menunjukkan bahwa masalahnya terletak pada performa buruk lima bintang naturalisasi tim.
Pada SEA Games ke-33, tim sepak bola putra Indonesia membawa 5 pemain naturalisasi ke turnamen tersebut, dengan harapan dapat mempertahankan gelar juara. Mereka juga dianggap sebagai kandidat utama juara.
Namun, sebagian besar pemain naturalisasi tidak bermain baik dalam pertandingan ini. Di antara mereka, bintang tim nasional Rafael Struick adalah satu-satunya yang jarang dipuji.
"Gimbalan Struick seringkali merepotkan pertahanan Filipina, sebelum ia digantikan oleh Frengky Missa," komentar Bola .
Penyerang dengan tinggi hampir 1m90 Mauro Zijlstra dikritik.
"Zijlstra tidak punya banyak serangan eksplosif. Dia suka menunggu umpan silang dari kedua sayap, tapi lambat menembus pertahanan lawan," komentar Bola .
Namun yang paling dikritik mungkin kapten Ivan Jenner - yang juga bermain berkali-kali untuk tim nasional Indonesia seperti Struick.
"Jenner tidak banyak berkontribusi dalam pertandingan ini. Dia bahkan melakukan tekel berbahaya dan untungnya wasit tidak memberinya kartu merah," tulis Bola .
Kekalahan atas Filipina membuat media Indonesia teramat kecewa, sebab generasi U-22 inilah yang mendapat harapan tinggi dari dunia sepak bola nusantara.
Kegagalan di kualifikasi Piala Dunia 2026 telah membuat Indonesia fokus pada pengembangan pemain muda, alih-alih terlalu bergantung pada naturalisasi. Para pemain muda yang ada saat ini dianggap sebagai inti bagi mereka untuk bersaing di kualifikasi Piala Dunia 4 tahun kemudian.
Sumber: https://tuoitre.vn/bao-indonesia-tuc-gian-che-bai-cau-thu-nhap-tich-het-loi-20251208222017579.htm










Komentar (0)