Pada sore hari tanggal 20 Mei, pada sidang ke-7 Majelis Nasional ke-15, Jenderal To Lam, Menteri Keamanan Publik, menyampaikan dua rancangan dokumen: Undang-Undang tentang Pengelolaan dan Penggunaan Senjata, Bahan Peledak, dan Peralatan Pendukung (yang telah diamandemen); Undang-Undang tentang Perubahan dan Penambahan Sejumlah Pasal dalam Undang-Undang tentang Penjaga Keamanan.
Khususnya berkenaan dengan Rancangan Undang-Undang tentang Pengelolaan dan Penggunaan Senjata, Bahan Peledak, dan Alat Pendukungnya (perubahan), dalam uraian tersebut dikemukakan bahwa pengertian senjata, bahan peledak, dan alat pendukungnya sebagaimana diatur dalam Undang-Undang tentang Pengelolaan dan Penggunaan Senjata, Bahan Peledak, dan Alat Pendukungnya Tahun 2017 telah mengandung keterbatasan, sehingga tidak memenuhi tuntutan penyelenggaraan negara dan penanggulangan tindak pidana.
Di antaranya, kejahatan yang menggunakan senjata rakitan, senjata primitif, pisau, dan alat mirip pisau sebagai alat dan sarana untuk melakukan kejahatan jumlahnya sangat tinggi dan rumit.
Para pelaku ini telah memanfaatkan celah hukum untuk memproduksi, menyimpan, membeli, menjual, mengangkut, dan menggunakan senjata rakitan , pisau, serta peralatan dan kendaraan yang mirip dengan senjata primitif secara ilegal. Jika tidak segera dicegah dan ditangani secara ketat, akan ada potensi risiko mengganggu keamanan dan ketertiban.
Oleh karena itu, perlu dilakukan perubahan dan penambahan ketentuan peraturan perundang-undangan tentang konsep senjata, bahan peledak, dan alat pendukungnya agar selaras dengan praktik.
Rancangan undang-undang ini telah menambahkan pisau berdaya rusak tinggi ke dalam kelompok senjata primitif. Penggunaan pisau berdaya rusak tinggi untuk keperluan kerja, produksi, dan kehidupan sehari-hari tidak termasuk dalam cakupan Undang-Undang ini. Pada saat yang sama, undang-undang ini menetapkan bahwa senjata primitif, jika digunakan untuk tujuan melanggar hukum terhadap kehidupan dan kesehatan manusia, adalah senjata militer. RUU ini juga menambahkan senapan angin, senapan angin bertekanan, dan senapan angin bertekanan ke dalam kelompok senjata militer. Jika senjata-senjata ini digunakan untuk tujuan berburu, maka senjata-senjata ini ditetapkan sebagai senjata berburu.
Melaporkan hasil peninjauan Rancangan Undang-Undang tentang Pengelolaan dan Penggunaan Senjata, Bahan Peledak, dan Alat Pendukungnya (perubahan), Ketua Panitia Pertahanan dan Keamanan Nasional Le Tan Toi menyampaikan bahwa mayoritas anggota Panitia Pertahanan dan Keamanan Nasional Majelis Nasional sepakat perlunya perubahan undang-undang ini.
Dalam penyampaian laporan hasil pemeriksaan Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan dan Penambahan Sejumlah Pasal dalam Undang-Undang tentang Penjagaan, Ketua Panitia Pertahanan dan Keamanan Nasional Majelis Nasional menyampaikan bahwa Panitia Pertahanan dan Keamanan Nasional Majelis Nasional sepakat dengan perlunya perubahan dan penambahan sejumlah pasal dalam Undang-Undang tentang Penjagaan saat ini dengan alasan sebagaimana yang dikemukakan dalam penyampaian Pemerintah.
BERADAB
[iklan_2]
Sumber: https://www.sggp.org.vn/bo-truong-bo-cong-an-to-lam-trinh-2-du-an-luat-post740781.html
Komentar (0)