Timnas U-17 Brazil, yang juga merupakan juara bertahan Piala Dunia U-17, sangat ingin mengalahkan Argentina U-17, tetapi mereka harus mengalami kekalahan pahit yang sama seperti tim senior mereka saat melawan rivalnya, Argentina.
Tim U-17 Brasil (kiri) terus kalah dari rivalnya Argentina seperti senior mereka di tim nasional.
Pertandingan perempat final kedua putaran final Piala Dunia U-17, yang berlangsung pada 24 November di Stadion Internasional Jakarta (Indonesia) antara tim U-17 Brasil dan tim U-17 Argentina, ditunda lebih dari 30 menit karena hujan deras yang menggenangi lapangan.
Seiring berjalannya pertandingan, tim U-17 Brasil, yang bertekad meraih kemenangan, langsung menyerang. Namun, mereka segera dikejutkan oleh rival Amerika Selatan mereka. Bintang muda Claudio Echeverri, yang mengenakan nomor punggung 10 dan ban kapten, berperan sebagai pahlawan di tim Argentina, layaknya Messi senior. Ia mencetak hat-trick pada menit ke-28, 58, dan 71 untuk membantu tim U-17 Argentina mengalahkan Brasil 3-0.
Claudio Echeverri, 17 tahun, bermain untuk River Plate Club, juga menjadi pemain paling menjanjikan di Piala Dunia U-17, ketika ia mencetak 5 gol, memimpin daftar pencetak gol terbanyak bersama rekan setimnya Agustin Ruberto.
Claudio Echeverri menjadi pemain yang menjanjikan untuk menggantikan pemain terkenal Messi di tim nasional Argentina
Di sisa pertandingan perempat final, tim Jerman U-17 kalah telak atas tim Spanyol U-17 dalam segala hal, tetapi berhasil mencetak satu-satunya gol kemenangan dengan skor 1-0 berkat tembakan pemain Brunner dari jarak 11 meter pada menit ke-64. Di semifinal, tim Jerman U-17 bertemu dengan tim Argentina U-17 pada 28 November. Dalam sejarah putaran final Piala Dunia U-17, Argentina dan Jerman belum pernah menjuarainya. Brasil telah menjuarainya sebanyak 4 kali, dan Nigeria adalah tim dengan jumlah trofi terbanyak (5 kali).
[iklan_2]
Tautan sumber
Komentar (0)