Para siswa berbaris untuk mempersiapkan ujian masuk perguruan tinggi di Beijing, Cina, pada bulan Juni.
Pada bulan Juli 2021, pemerintah Tiongkok meluncurkan kampanye gencar untuk mencegah bimbingan belajar privat, dengan melarang guru dan tutor membuka kelas untuk mengajar mata pelajaran sesuai kurikulum sekolah demi keuntungan.
Kampanye ini bertujuan untuk mengurangi beban keluarga, mulai dari siswa yang kelelahan hingga orang tua yang membayar les privat; dan untuk memberantas praktik mencari untung yang telah menyebabkan terciptanya pasar pendidikan daring senilai sekitar $100 miliar di negara tersebut.
Dikenal sebagai “Pengurangan Ganda,” kampanye ini telah mendorong beberapa perusahaan bimbingan belajar bangkrut.
Namun, ketika menghubungi beberapa orang tua di kota-kota besar seperti Shanghai dan Shenzhen, Bloomberg News menemukan bahwa biaya bimbingan belajar untuk anak-anak masih meningkat tajam bagi banyak keluarga, terutama selama bulan-bulan musim panas.
Untuk membantu anak-anak mereka memperoleh nilai lebih tinggi daripada teman-teman mereka dan memperoleh kesempatan untuk masuk ke universitas bergengsi, banyak orang tua Tiongkok secara aktif mencari layanan bimbingan belajar ilegal, yang bermunculan seperti jamur di seluruh negeri.
"Beban yang harus kami tanggung masih ada," kata Bloomberg mengutip Sarah Wang, seorang ibu berusia 40 tahun yang bekerja di sebuah perusahaan e-commerce di Shanghai, hari ini, 21 Juli.
Jumlah uang yang harus dibayarkan Ibu Wang untuk menyewa tutor bagi anaknya telah meningkat lebih dari 50% dibandingkan sebelum kebijakan "Potongan Ganda", sementara anaknya baru kelas 5 SD. Setelah anaknya naik ke kelas yang lebih tinggi, ia memperkirakan biaya les akan naik dari yang saat ini sebesar 300-400 yuan/sesi (1 hingga 1,3 juta VND).
Bloomberg memperkirakan bahwa biaya les privat per siswa sekarang dapat dengan mudah melebihi 100.000 yuan per tahun (lebih dari 330 juta VND) di kota-kota besar seperti Shanghai.
Orang tua kelas menengah di kota-kota lain di Tiongkok juga berbagi pengalaman serupa. Banyak tutor yang sebelumnya mengajar di pusat-pusat bimbingan belajar besar kini beralih ke kelompok kecil atau bimbingan belajar privat untuk menghindari deteksi pihak berwenang.
Oleh karena itu, biaya bimbingan belajar kelompok kecil atau privat lebih tinggi, tetapi orang tua Tiongkok tetap membayar agar anak-anak mereka mengambil les tambahan.
[iklan_2]
Tautan sumber
Komentar (0)