Banyak merek, tetapi pemanfaatannya terbatas.
Menurut Kantor Kekayaan Intelektual, dari tahun 2018 hingga 2022, wilayah Delta Mekong memiliki hampir 9.870 permohonan pendaftaran kekayaan intelektual dan lebih dari 5.800 sertifikat perlindungan. Wilayah ini memiliki jumlah merek dagang kolektif, merek sertifikasi, dan merek dagang individu terbanyak di negara ini. Banyak merek telah mencapai pengakuan internasional, seperti beras wangi Soc Trang ST, yang memenangkan gelar "Beras Terbaik Dunia," dan mangga Hoa Loc, yang diekspor ke Jepang, Korea Selatan, dan Kanada.
Di Kota Can Tho, setelah reorganisasi administratif, kota ini sekarang memiliki 3 indikasi geografis, 8 merek sertifikasi, dan 41 merek kolektif. Produk-produk yang telah menorehkan prestasi di pasar, seperti ikan gabus Hau Giang , bawang merah Vinh Chau, artemia Vinh Chau, dan nanas Cau Duc, terus dilindungi dan dikembangkan.
Namun, menurut Dr. Nguyen Quoc Nghi (Fakultas Ekonomi , Universitas Can Tho), eksploitasi dan penerapan komersial teknologi digital masih belum sebanding dengan potensinya. Banyak merek dagang terdaftar tidak sepenuhnya dimanfaatkan pada kemasan produk, label, atau dalam komunikasi, sehingga menyebabkan situasi "merek dagang di atas kertas".

Berbagai kendala muncul, mulai dari pengorganisasian produksi hingga masalah hukum.
Salah satu alasan terbesarnya berasal dari model produksi yang terfragmentasi dan tidak terkoordinasi. Kurangnya sumber bahan baku regional menyebabkan ketidakkonsistenan dalam hal ketertelusuran dan jaminan kualitas, yang berdampak pada reputasi merek terdaftar.
Pengelolaan merek dagang sebagian besar ditangani oleh koperasi atau asosiasi lokal, yang seringkali memiliki sumber daya dan pengalaman komersial yang terbatas. Banyak entitas mendaftarkan merek dagang tetapi tidak mampu mempertahankan penggunaannya, sehingga mengurangi efektivitas perlindungan.
Para pelaku bisnis dan produsen memiliki kesadaran yang terbatas tentang hak kekayaan intelektual, yang menyebabkan risiko kehilangan kepemilikan merek dagang atau merek dagang tersebut didaftarkan terlebih dahulu oleh pesaing. Mengklasifikasikan barang, mencari perlindungan, dan menyiapkan berkas permohonan semuanya menimbulkan kesulitan bagi usaha kecil. Selain itu, biaya pendaftaran, pemeliharaan, dan promosi merupakan beban berat bagi usaha kecil.
Selain itu, proses persetujuan yang panjang, berkisar antara 18 hingga 24 bulan, secara signifikan berdampak pada rencana bisnis. Penegakan hak kekayaan intelektual lokal masih terbatas, sementara pelanggaran merek dagang dan penyalahgunaan indikasi geografis masih marak terjadi, terutama di platform e-commerce.
Kita membutuhkan solusi yang kuat, mulai dari transformasi digital hingga perbaikan kebijakan.
Menurut Ibu Tran Thi Thanh Diep, Kepala Departemen Kekayaan Intelektual di bawah Dinas Sains dan Teknologi Kota Can Tho, untuk mengoptimalkan nilai aset kekayaan intelektual, perlu mengintegrasikan kekayaan intelektual dengan transformasi digital. Daerah tersebut perlu berinvestasi dalam platform manajemen online, basis data bersama, menerapkan blockchain dan kode QR untuk ketertelusuran guna memastikan transparansi dan kontrol kualitas. Aplikasi pemetaan digital (GIS) juga dapat diintegrasikan untuk menemukan merek dan mengelola area bahan baku.
Kota Can Tho telah mengidentifikasi kebutuhan untuk memperkuat hubungan antara lembaga pengelola, koperasi, pelaku usaha, dan petani untuk membentuk rantai nilai terpadu, di mana merek dagang berperan sebagai "paspor" untuk produk-produk utama.
Dr. Nguyen Huu Can, Pelaksana Tugas Direktur Institut Kekayaan Intelektual Nasional, meyakini bahwa Delta Mekong memiliki peluang emas untuk memposisikan diri kembali dari "keranjang produk pertanian" menjadi "wilayah merek pertanian digital." Prasyaratnya adalah mengatasi secara komprehensif berbagai kesulitan, mulai dari produksi skala kecil dan kesadaran yang terbatas tentang hak kekayaan intelektual hingga prosedur hukum.
Transformasi digital dianggap sebagai solusi kunci untuk memanfaatkan 350 merek dagang dan sertifikasi kolektif yang dilindungi di wilayah tersebut secara lebih efektif. Selain itu, penyempurnaan kerangka kebijakan dan peningkatan kapasitas manajemen merek dagang kolektif akan membantu Delta Mekong tidak hanya melindungi tetapi juga meningkatkan nilai produk pertanian, sehingga menegaskan posisinya dalam rantai pasokan domestik dan internasional.
Dengan fondasi pertanian yang kuat dan produk-produk unggulan yang ikonik, Delta Mekong memiliki potensi untuk menjadi kawasan ekonomi pertanian yang terdigitalisasi – di mana merek produk pertanian dilindungi, dapat dilacak, dan didistribusikan secara transparan dan berkelanjutan.
Sumber: https://mst.gov.vn/cach-thao-go-kho-khan-ve-dang-ky-nhan-hieu-hang-hoa-tai-vung-dbscl-197251211140614931.htm






Komentar (0)