
Pada tanggal 15 Juni, Pemerintah menerbitkan Keputusan 154/2025 tentang penyederhanaan penggajian, yang menetapkan 8 kasus kader, pegawai negeri sipil, pegawai negeri publik; kader tingkat komune, pegawai negeri sipil dan orang yang bekerja di bawah kontrak kerja dikenakan kebijakan yang sama dengan pegawai negeri sipil yang dikenakan penyederhanaan penggajian.
Golongan 1 meliputi pegawai negeri sipil, pegawai negeri sipil, dan pekerja yang diberhentikan karena restrukturisasi organisasi, kecuali mereka yang menikmati kebijakan dan rezim dalam melaksanakan restrukturisasi organisasi menurut peraturan Pemerintah tersendiri.
Golongan II meliputi kader, pegawai negeri sipil, dan pegawai negeri sipil yang berstatus pimpinan atau manajer dan telah berhenti dari jabatan atau jabatannya atau telah diangkat atau dipilih dalam jabatan pimpinan atau manajemen dengan gaji atau tunjangan pimpinan yang lebih rendah karena restrukturisasi organisasi atau orang pribadi yang secara sukarela melakukan merampingkan stafnya dan telah mendapat persetujuan dari badan pengelola langsung.
Golongan 3 meliputi kader, pegawai negeri sipil, pimpinan, dan manajer yang berhenti dari jabatan atau jabatan pimpinan dan manajemen karena melakukan restrukturisasi atau peningkatan mutu tim berdasarkan keputusan pejabat yang berwenang atau karena adanya keputusan pejabat yang berwenang untuk berhenti dari jabatan pimpinan dan manajemen, orang perseorangan yang secara sukarela mengurangi stafnya dan disetujui oleh instansi, organisasi, atau unit yang mengelola langsung.
Golongan 4 yaitu orang yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat restrukturisasi kader, pegawai negeri sipil, dan pegawai negeri sipil sesuai dengan jabatannya tetapi tidak dapat dialihkan ke pekerjaan lain atau dapat dialihkan ke pekerjaan lain tetapi yang bersangkutan mengurangi gajinya secara sukarela dan disetujui oleh instansi yang berwenang.
Kelompok 5 mencakup orang yang belum mencapai tingkat pelatihan sesuai standar profesional dan teknis untuk jabatan yang dipegangnya, tetapi tidak ada jabatan lain yang sesuai untuk diatur dan tidak dapat dilatih ulang untuk distandarisasi, atau instansi mengatur pekerjaan lain tetapi individu tersebut secara sukarela mengurangi gaji dan disetujui oleh instansi yang mengelola langsungnya.
Golongan 6 mencakup orang-orang yang pada tahun sebelumnya atau tahun perampingan penggajian diklasifikasikan sebagai tidak menyelesaikan tugas yang diberikan sehubungan dengan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab yang diberikan; pada tahun sebelumnya atau tahun perampingan penggajian diklasifikasikan sebagai menyelesaikan tugas tetapi individu tersebut secara sukarela mengurangi jabatan dan disetujui oleh instansi, organisasi, atau unit yang secara langsung mengelolanya. Ini merupakan poin baru dibandingkan dengan peraturan tahun 2023, yang menetapkan bahwa pejabat dan pegawai negeri sipil yang memiliki 2 tahun berturut-turut pada saat perampingan penggajian, 1 tahun klasifikasi mutu menyelesaikan tugas dan 1 tahun tidak menyelesaikan tugas tetapi tidak dapat ditugaskan pekerjaan lain yang sesuai akan dikurangi jabatannya.
Golongan 7 adalah orang yang pada tahun sebelumnya atau tahun penyederhanaan penggajian mempunyai jumlah hari cuti sakit sebanyak 200 hari atau lebih; pada tahun sebelumnya atau tahun penyederhanaan penggajian mempunyai jumlah hari cuti sakit sebanyak-banyaknya sama dengan atau lebih tinggi dari jumlah hari cuti sakit maksimal menurut ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang jaminan sosial, orang perseorangan yang melakukan penyederhanaan penggajian secara sukarela dan telah mendapat persetujuan dari instansi yang mengelola langsungnya.
Kelompok 8 mencakup orang-orang yang bekerja berdasarkan kontrak kerja waktu tidak terbatas yang melaksanakan pekerjaan-pekerjaan profesional dan teknis dalam daftar jabatan-jabatan khusus dan jabatan-jabatan profesional bersama pada unit-unit pelayanan publik yang berlebih karena restrukturisasi sumber daya manusia unit tersebut atau berlebih karena penataan ulang aparatur organisasi.
Sementara itu, pegawai yang bekerja dengan kontrak kerja waktu tidak terbatas yang melaksanakan pekerjaan pendukung dan layanan di lembaga administratif dan unit layanan publik yang diberhentikan karena restrukturisasi organisasi; pekerja paruh waktu di tingkat komune yang mengundurkan diri sejak penerapan model pemerintah daerah dua tingkat; pekerja paruh waktu di desa dan kelompok perumahan yang diberhentikan karena restrukturisasi desa dan kelompok perumahan juga dikenakan pengurangan staf.
Pemerintah menetapkan dua hal yang tidak dilakukan PHK yaitu mereka yang sedang hamil, sedang cuti melahirkan, atau mengasuh anak yang berusia di bawah 36 bulan, kecuali yang melakukan PHK atas kemauan sendiri; mereka yang sedang menjalani pemeriksaan disiplin atau pidana, atau sedang diperiksa atau diinspeksi karena ditemukan indikasi pelanggaran.
Keputusan tersebut berlaku mulai tanggal 16 Juni.
TB (ringkasan)Sumber: https://baohaiduong.vn/can-bo-cong-chuc-vien-chuc-khong-hoan-thanh-nhiem-vu-1-nam-se-bi-tinh-gian-bien-che-414164.html
Komentar (0)