Perubahan hormonal selama stres dapat menyebabkan kelenjar minyak menjadi terlalu aktif, meningkatkan produksi sebum dan menyebabkan jerawat.
Stres dan jerawat memiliki hubungan dua arah. Stres dapat memperparah jerawat, dan munculnya jerawat dapat dipengaruhi oleh emosi. Menurut American Academy of Dermatology (AAD), stres menyebabkan tubuh memproduksi lebih banyak hormon androgen, yang merangsang kelenjar minyak dan folikel rambut, sehingga menyebabkan jerawat. Kondisi psikologis ini juga dapat meningkatkan hormon kortisol, yang memperparah jerawat.
Para peneliti di University of Pittsburgh Medical Center di AS mengatakan bahwa orang yang stres cenderung melakukan kebiasaan buruk seperti ngemil, kurang tidur, dan bermalas-malasan, yang membuat kondisi kulit mereka semakin buruk.
Respons stres tubuh dapat memengaruhi fungsi pelindung kulit, kemampuan penyembuhan, dan meningkatkan infeksi kulit. Menggaruk secara berlebihan dapat memperparah peradangan, menyebabkan jaringan parut atau hiperpigmentasi di area yang lebih gelap.
Jerawat dapat muncul pada usia berapa pun, tetapi paling umum terjadi pada remaja. Jerawat juga dapat muncul atau berlanjut hingga dewasa. Jerawat lebih umum terjadi pada wanita daripada pria karena perubahan hormon selama siklus menstruasi, kehamilan, atau menopause.
Siapa pun yang stres dapat mengalami jerawat. Sebuah studi tahun 2017 terhadap 144 mahasiswi kedokteran berusia 22-24 tahun dari Universitas King Abdulaziz di Arab Saudi menemukan bahwa mereka yang tingkat stresnya lebih tinggi memiliki jerawat yang lebih parah. Namun, mekanisme stres yang menyebabkan jerawat masih perlu diteliti.
Dahi, wajah, dan dada rentan berjerawat. Foto: Freepik
Beberapa jenis jerawat yang disebabkan oleh stres antara lain milia, komedo, papula, pustula, dan kista. Jerawat dapat muncul di area seperti dahi, wajah, dada, punggung, dan bahu. Stres dapat memperlambat penyembuhan jerawat, sehingga lesi bertahan lebih lama dan menjadi lebih parah.
Untuk mengatasi jerawat, dokter Anda mungkin meresepkan obat oral atau topikal. Terapi hormon dapat digunakan untuk memblokir efek hormon androgen pada kelenjar sebasea, biasanya pada wanita. Jika tidak berhasil, dokter Anda mungkin mempertimbangkan perawatan lain seperti terapi laser, terapi cahaya, atau operasi untuk mengatasi bekas luka.
Orang yang rentan berjerawat sebaiknya membersihkan kulit dengan lembut menggunakan pembersih wajah di pagi, malam hari, dan setelah berolahraga. Gunakan pembersih yang lembut dan bilas dengan air hangat. Jangan menyentuh, menggosok, atau memencet jerawat. Gunakan tabir surya saat berada di luar ruangan, karena beberapa obat jerawat dapat membuat kulit lebih rentan terhadap sengatan matahari.
Cuci rambut Anda secara teratur jika rambut Anda berminyak. Hindari riasan, pilih kosmetik dan produk perawatan rambut bebas minyak, dan minumlah banyak air.
Untuk mengurangi stres, jalani gaya hidup sehat, konsumsi makanan bergizi, tidur yang cukup, berolahraga secara teratur, dan hindari alkohol serta kafein. Lakukan aktivitas yang Anda sukai seperti yoga, pijat, atau mendengarkan musik, serta praktikkan teknik relaksasi seperti pernapasan dalam dan meditasi. Bicaralah dengan teman, keluarga, atau profesional kesehatan mental untuk mengatasi masalah psikologis.
Tuan Ngoc (Menurut Verywell Health )
| Pembaca mengajukan pertanyaan dermatologis di sini agar dokter menjawabnya |
[iklan_2]
Tautan sumber






Komentar (0)