Dalam konteks "pemotongan anggaran", topik ini menarik banyak perhatian. Para pakar ekonomi pun tak luput dari diskusi dan sharing yang tajam ini.
Kisah ini dengan cepat menjadi topik hangat yang memicu banyak diskusi panas di media sosial. Para pakar terkemuka pun tak luput dari diskusi tersebut. Khususnya, jurnalis dan pakar ekonomi Vu Kim Hanh dan pengusaha Thai Van Linh (Shark Linh) tak ragu menunjukkan paradoks seputar cara konsumen menghemat pengeluaran mereka saat ini.
Jurnalis dan pakar ekonomi Vu Kim Hanh menyampaikan bahwa pascapandemi, meskipun harus mengetatkan pengeluaran untuk menstabilkan keuangan, konsumen tetap peduli dan memprioritaskan kesehatan. Namun, paradoks dalam cara konsumen berinvestasi di bidang kesehatan adalah mereka tidak mempertimbangkan pengeluaran untuk produk non-pangan seperti pembersih tangan dan deterjen. Sementara itu, produk yang memberikan nutrisi langsung ke tubuh dan layak diinvestasikan, seperti minyak goreng yang digunakan setiap hari untuk memasak bagi seluruh keluarga, ragu-ragu untuk memangkas biaya, memilih produk murah tanpa memperhatikan kesehatan.
Pengusaha Thai Van Linh (Shark Linh) juga menunjukkan paradoks lain dari perspektif pengelolaan keuangan pribadi. Berdasarkan aturan 50/30/20, pengeluaran dapat dibagi menjadi tiga kelompok: kebutuhan pokok (50%), keinginan dan minat pribadi (30%), serta investasi dan tabungan (20%). Untuk menyeimbangkan keuangan saat ekonomi sedang sulit, kita sebaiknya mengurangi pengeluaran untuk kebutuhan pribadi terlebih dahulu ( perjalanan , belanja, hiburan). Namun saat ini, banyak konsumen memilih cara sebaliknya, yaitu memangkas pengeluaran untuk kebutuhan pokok seperti makanan dan bahan masakan seperti minyak goreng—yang merupakan hal-hal yang dikonsumsi langsung oleh seluruh keluarga setiap hari, sehingga memengaruhi kesehatan jangka panjang.
Pengusaha wanita itu menekankan, meski masyarakat perlu "mengencangkan ikat pinggang", jangan pelit dengan produk yang langsung diserap tubuh, seperti minyak goreng, karena ini merupakan investasi yang perlu selalu dijaga.
Senada dengan jurnalis tersebut, pakar ekonomi Vu Kim Hanh menekankan pentingnya memprioritaskan investasi dalam kesehatan jantung, dan memberikan yang terbaik untuk jantung. Jangan, demi stabilitas keuangan jangka pendek, menabung beberapa ribu dong untuk sementara, yang justru menempatkan diri Anda dalam situasi yang berisiko terkena penyakit berbahaya di kemudian hari.
Para ahli percaya bahwa tidak semua minyak goreng sama dan menganggapnya sebagai investasi jangka panjang untuk kesehatan, karena minyak goreng merupakan bahan penting yang digunakan dalam makanan sehari-hari dan khususnya memengaruhi kesehatan kardiovaskular. Konsumen sebaiknya memilih minyak yang baik untuk kesehatan jantung seperti minyak kedelai, minyak beras merah... Dalam jangka panjang, investasi ini akan memberikan kesehatan jantung bagi individu dan keluarga, membantu membatasi risiko penyakit kardiovaskular di kemudian hari...
Ingatlah, jantung harus selalu bekerja dengan tekun dan penuh dedikasi! Oleh karena itu, kita semua harus menjaga kesehatan jantung agar tetap berfungsi normal dan sehat.
Simply, produk yang direkomendasikan oleh Asosiasi Kardiologi Vietnam selama bertahun-tahun, adalah produk minyak goreng yang mengandung nutrisi baik untuk jantung. Minyak kedelai Simply kaya akan Omega 3-6-9, sementara minyak beras merah Simply kaya akan Gamma Oryzanol, yang membantu mengurangi kolesterol jahat dan mendukung kesehatan jantung.
Faktanya, pilihan makanan dan bahan-bahan yang langsung diserap tubuh setiap hari dapat membuat perbedaan besar. Oleh karena itu, ada "pengeluaran yang perlu dikurangi", tetapi ada juga "pengeluaran yang tidak boleh dikurangi" agar dapat membuat pilihan investasi yang tepat untuk kesehatan.
[iklan_2]
Tautan sumber
Komentar (0)