Kesulitan sebelum operasi dan perjalanan untuk mengatasi kesulitan
Son Anh adalah harapan dan motivasi bagi ibu tunggalnya, Ibu Luu Phuong Anh (lahir tahun 1987, ibu Son Anh). Namun, takdir berkata lain ketika ia didiagnosis gagal ginjal stadium akhir.
Demi menyelamatkan nyawa anaknya, jalan satu-satunya adalah dengan melakukan transplantasi ginjal yang menelan biaya hingga 800 juta VND, jumlah yang sangat besar bagi seorang ibu tunggal yang bekerja sebagai dokter hewan di tingkat kecamatan.
Reporter Dan Tri dan pimpinan Rumah Sakit Anak Nasional menyampaikan jumlah 382.374.522 VND yang disumbangkan pembaca kepada keluarga Son Anh (Foto: Kontributor).
Dr. Cao Viet Tung, Wakil Direktur Rumah Sakit Anak Nasional, dengan ramah bertanya tentang dan menyemangati Son Anh (Foto: Huong Hong).
Ibu Phuong Anh bercerita, "Saya sudah berusaha sekuat tenaga untuk mendapatkan uang guna mengobati penyakit anak saya, tetapi jumlah uang yang sangat besar justru membuat keluarga saya terpuruk."
Menghadapi situasi sulit keluarga Son Anh, surat kabar Dan Tri meminta bantuan dari para pembaca dan dermawan melalui artikel "Ibu tunggal terjebak dengan 800 juta VND untuk operasi transplantasi ginjal untuk menyelamatkan anaknya" .
Kebaikan yang melimpah telah membawa harapan bagi Son Anh. Dalam waktu singkat, sumbangan tersebut cukup untuk membiayai transplantasi ginjal putranya.
Berkat dedikasi tim medis di Rumah Sakit Anak Nasional, transplantasi ginjal Son Anh berhasil. Setelah operasi, anak tersebut menerima perawatan khusus dan pemantauan ketat. Kesehatan Son Anh membaik, indikator biologisnya stabil, dan ia berangsur pulih.
Transplantasi ginjal untuk anak laki-laki Son Anh berhasil (Foto: Huong Hong).
Dr. Cao Viet Tung, Wakil Direktur Rumah Sakit Anak Nasional, mengatakan: "Son Anh adalah anak yang tangguh. Pemulihannya merupakan kebahagiaan besar bagi para dokter dan donatur."
Setiap nyawa yang terselamatkan bukan hanya sebuah keberhasilan medis, tetapi juga kristalisasi rasa welas asih. Saya percaya bahwa jika setiap orang berkontribusi, sekecil apa pun, kita dapat mewujudkan hal-hal luar biasa.
Setelah menjalani perawatan dan pemulihan, Son Anh kembali bersekolah. Ia sangat ingin bertemu kembali dengan teman-teman dan guru-gurunya serta melanjutkan perjalanan belajarnya. Kegembiraan terpancar di wajah polosnya saat ia berpartisipasi dalam kegiatan belajar dan bermain seperti teman-temannya.
Pada kesempatan dimulainya musim semi, keluarga Ibu Phuong Anh ingin menyampaikan rasa terima kasih kami kepada semua orang baik hati yang telah membantu Son Anh mengatasi masa tersulit dalam hidupnya.
"Saya ingin menyampaikan terima kasih yang tulus kepada tim medis, para dokter, Departemen Pekerjaan Sosial Rumah Sakit Anak Nasional, surat kabar Dan Tri , para guru dan sekolah, serta semua donatur yang telah membantu keluarga saya. Terima kasih kepada semua orang, Son Anh memiliki kehidupan seperti sekarang ini," ujar Ibu Phuong Anh dengan penuh haru.
Kesehatannya pulih, bocah itu mampu kembali bersekolah dan melanjutkan belajar (Foto: Kontributor).
"Jangan pernah kehilangan harapan"
Kini, keluarga Phuong Anh penuh harapan. Ia berencana mencari pekerjaan paruh waktu agar dapat merawat Son Anh dengan lebih baik. Sementara itu, setelah kesehatannya pulih, ia ingin belajar dengan giat dan berpartisipasi dalam kegiatan olahraga untuk meningkatkan kesehatannya.
Son Anh dengan polosnya berbagi: "Saya ingin menjadi dokter agar saya dapat menyembuhkan banyak orang, seperti para dokter yang menyembuhkan saya."
Di rumah keluarga kecil Phuong Anh, tawa riang Son Anh menjadi bukti kebangkitan yang ajaib. Anak laki-laki yang dulu hanya tahu berbaring di ranjang rumah sakit, kini dapat berlari, bermain, dan menikmati suasana musim semi yang meriah.
Keluarga Son Anh menyampaikan rasa terima kasih dan harapan untuk kesehatan yang baik kepada orang-orang baik hati yang telah mencintai dan membantu mereka selama ini (Foto: Huong Hong).
Musim semi ini sangat istimewa bagi Son Anh dan ibunya. Musim semi ini adalah musim semi kebangkitan, musim semi rasa syukur, dan musim semi keyakinan akan hal-hal baik yang akan datang.
Lebih dari siapa pun, Ibu Phuong Anh memahami kepedihan orang tua yang anak-anaknya menderita penyakit serius. Ia berharap kisahnya dapat memberikan lebih banyak motivasi bagi keluarga-keluarga yang menghadapi situasi serupa.
Komentar (0)