Jika saya seorang mahasiswa sekarang, hal pertama yang akan saya lakukan adalah belajar tentang AI. Mempelajari cara berinteraksi dengan AI mengharuskan Anda mengetahui cara mengajukan pertanyaan yang cerdas. Mengajukan permintaan AI tidak bisa dilakukan sembarangan.
Agar AI benar-benar menjadi asisten Anda, Anda perlu memiliki keterampilan dan kecanggihan dalam cara membuat perintah," kata Tn. Jensen Huang dalam sebuah wawancara baru-baru ini.
Menurut Bapak Huang, mengajukan pertanyaan atau memberi perintah kepada AI untuk melakukan tugas ibarat berkomunikasi dengan orang pintar. Jika Anda mengajukan permintaan yang samar, jawabannya pun akan samar. Namun, jika Anda tahu cara mengajukan pertanyaan yang "tepat", AI akan dengan mudah memberikan respons yang mendekati kebutuhan.

Miliarder Amerika Jensen Huang memiliki kekayaan sekitar 120 miliar USD (Foto: CNBC).
Bagi Bapak Huang, AI adalah teman yang cerdas, selalu siap membantu, tetapi tidak tahu banyak tentang pekerjaan atau konteks kehidupan kita. Tugas kita adalah menyediakan informasi yang cukup agar AI dapat memahami dan bertindak sesuai harapan kita.
Komentar Tn. Huang muncul karena persentase anak muda yang rutin menggunakan AI sebenarnya masih cukup rendah.
Menurut laporan tahun 2024 oleh Sekolah Pascasarjana Pendidikan Harvard (AS), hanya sekitar 11% orang Amerika berusia 14-22 tahun yang menggunakan AI 1-2 kali per minggu.
Para ahli memperkirakan bahwa pada tahun 2030, hingga 70% keterampilan di sebagian besar jenis pekerjaan harus berubah akibat dampak AI. Oleh karena itu, Bapak Huang menekankan bahwa melatih keterampilan bertanya kepada AI, cara membuat perintah untuk menugaskan tugas kepada AI, adalah hal-hal yang harus difokuskan untuk dipelajari oleh siswa saat ini, terlepas dari bidang studi atau karier yang akan mereka tekuni di masa depan.
Jika saya seorang mahasiswa, apa pun jurusan yang saya ambil, saya akan selalu bertanya pada diri sendiri: Bagaimana saya bisa menggunakan AI untuk membantu saya belajar, bekerja, dan hidup lebih efektif? Gunakan AI sebagai tutor untuk belajar mandiri. Ini adalah alat gratis yang dapat mengajarkan apa pun yang ingin Anda pelajari.
Jika saya hanya boleh memberikan satu nasihat, nasihat saya adalah agar kaum muda segera terhubung dengan tutor AI untuk mempelajari apa yang mereka inginkan, mulai dari menulis, pemrograman, hingga analisis, berpikir hingga berpikir kritis," tegas Bapak Jensen Huang.
Bapak Huang mengatakan ia memandang AI sebagai guru yang selalu bersamanya. Nvidia—perusahaan yang didirikan oleh Bapak Jensen Huang—adalah produsen chip yang memimpin gelombang AI global.
Tn. Huang mengatakan saat ini ia menggunakan AI setiap hari untuk mempelajari berbagai topik, guna menambah pengetahuannya di bidang yang diinginkan.

Namun, Bapak Huang juga dengan jujur mengakui bahwa AI masih memiliki keterbatasan. AI masih dapat memberikan informasi palsu, sehingga setiap orang sebaiknya hanya menggunakan AI sebagai alat bantu dan perlu memeriksa kembali, tidak boleh sepenuhnya mempercayai informasi yang diberikan oleh AI.
Tn. Huang mengatakan bahwa ia sendiri hanya menggunakan AI untuk mencari informasi awal, membentuk draf ide pertama, lalu ia menggali lebih dalam, belajar lebih banyak, dan menyelesaikan pekerjaannya sendiri.
Bapak Huang yakin bahwa AI akan membantu manusia belajar lebih cepat dan lebih mudah di sebagian besar bidang. "Dalam dekade mendatang, kecerdasan buatan akan mencapai tingkat manusia super di banyak bidang. Kita akan menjadi manusia super, bukan karena kita memiliki kekuatan super, tetapi karena kita memiliki AI yang super untuk mendukung kita," ujar Bapak Huang.
Miliarder ini percaya bahwa AI tidak mengurangi nilai pekerja, justru meningkatkan kapasitas dan kepercayaan diri mereka. "Jika Anda memiliki AI yang sangat baik untuk mendukung Anda, Anda juga akan merasa lebih kuat dan lebih percaya diri," ujar Huang.
Namun, AI masih merupakan "pedang bermata dua" dalam persepsi mayoritas. Menurut survei oleh perusahaan analisis AS, Gallup, pada tahun 2024, sekitar 75% warga Amerika khawatir bahwa AI akan mengurangi permintaan tenaga kerja.
Menurut penelitian oleh firma konsultan manajemen McKinsey (AS) pada tahun 2023, AI dapat melakukan sekitar setengah dari pekerjaan manusia mulai tahun 2030.
Dalam bukunya The Coming Wave (2023), CEO Microsoft yang bertanggung jawab atas pengembangan AI—Bapak Mustafa Suleyman—juga memperingatkan bahwa AI hanya membantu orang belajar lebih cepat dan bekerja lebih efektif dalam jangka pendek. Dalam jangka panjang, AI akan tetap menggantikan pekerjaan manual, memaksa ratusan juta orang untuk mempelajari kembali keterampilan kerja atau berganti karier.
Sumber: https://dantri.com.vn/giao-duc/ceo-nvidia-jensen-huang-neu-la-sinh-vien-toi-se-dung-ai-de-hoc-tot-20250520085832398.htm
Komentar (0)