Ekspor kue ikan dan surimi Vietnam kembali meningkat pada bulan Agustus. Namun, peningkatan tersebut tidak cukup besar untuk mengimbangi penurunan pada bulan-bulan sebelumnya, sehingga nilai ekspor kumulatif dalam 8 bulan pertama tahun 2024 masih turun 10% dibandingkan periode yang sama, mencapai 180 juta dolar AS.
| Omzet ekspor surimi dan kue ikan dalam 8 bulan pertama tahun 2024 (Foto: vasep.com.vn) |
Industri surimi dan terasi ikan telah menjadi produk utama yang berkontribusi positif terhadap perekonomian perikanan Vietnam. Produk-produk ini merupakan produk-produk khas yang menciptakan rantai ekonomi sirkular dalam industri perikanan. Produksi surimi terutama bergantung pada bahan baku dari ikan rucah seperti ikan layang, ikan tawas, ikan terbang, dan limbah ikan layang, sehingga membantu memaksimalkan pemanfaatan sumber daya dan meminimalkan limbah.
Produk surimi dan kue ikan, sosis, serta stik kepiting semakin populer di kalangan konsumen berkat nilai gizinya yang tinggi dan beragamnya cara pengolahan. Dengan dukungan layanan transportasi internasional, setiap tahun Vietnam menghasilkan pendapatan sebesar 300-420 juta dolar AS dari ekspor surimi, yang menyumbang sekitar 4-5% dari total omzet ekspor makanan laut negara tersebut.
Tepung ikan, produk sampingan dari industri pengolahan makanan laut, juga sama pentingnya. Setiap tahun, Vietnam memproduksi 530.000-540.000 ton tepung ikan, di mana 200.000-280.000 ton di antaranya diekspor. Tepung ikan tidak hanya melayani industri peternakan dalam negeri tetapi juga merupakan bahan baku penting untuk pakan akuatik. Berkat hal tersebut, omzet ekspor tepung ikan pada tahun 2023 akan mencapai sekitar 120-130 juta dolar AS.
Meskipun banyak peluang, industri surimi dan terasi masih menghadapi banyak tantangan. Ekspor surimi dalam 8 bulan pertama tahun 2024 menurun 10% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, hanya mencapai 180 juta dolar AS. Hal ini disebabkan oleh penurunan pasar konsumen dan persaingan yang ketat dari negara lain. Untuk mengatasi hal ini, industri perlu mengoptimalkan proses produksi, meningkatkan kualitas produk, dan memastikan keamanan pangan.
Produk surimi Vietnam saat ini diekspor ke 30 pasar di seluruh dunia . Menurut perusahaan, ekspor bakso ikan dan surimi masih dalam masa sulit, dan masalah kartu kuning IUU telah menyebabkan sertifikasi makanan laut yang diekspor ke Uni Eropa tersendat, perusahaan kekurangan bahan baku domestik, dan menghadapi kesulitan impor bahan baku akibat regulasi terkait IUU... Semua faktor ini menghambat pemulihan industri ikan dan surimi.
Menurut Asosiasi Eksportir dan Produsen Makanan Laut Vietnam (VASEP), ketika ekonomi global pulih, permintaan surimi dan tepung ikan akan kembali meningkat. Khususnya, hidangan surimi semakin populer dalam masakan Asia berkat nilai gizi dan variasi pengolahannya. Hal ini membuka peluang besar bagi industri ini untuk mencapai target ekspor sebesar 1 miliar dolar AS pada tahun 2024.
Untuk mencapai tujuan ini, pelaku usaha perlu terus berinvestasi dalam penelitian dan pengembangan produk, meningkatkan kualitas, dan memastikan keamanan pangan. Di saat yang sama, hubungan antar pelaku usaha dalam rantai pasok, mulai dari produksi, transportasi, hingga ekspor, perlu diperkuat.
[iklan_2]
Sumber: https://congthuong.vn/chia-khoa-giup-surimi-va-cha-ca-viet-nam-chinh-phuc-thi-truong-quoc-te-347698.html






Komentar (0)