Tergantung pada kondisi fisik dan intensitas latihan mereka, setiap orang akan memiliki kebutuhan protein yang berbeda. Bagi atlet , terlepas dari pola makan mereka, daging tetap menjadi sumber protein yang sangat penting, menurut situs web kesehatan Healthline (AS).
Daging tenderloin babi dianggap sebagai daging merah dengan kandungan protein tertinggi.
Daging menyediakan berbagai macam protein, termasuk asam amino esensial yang tidak dapat disintesis sendiri oleh tubuh. Beberapa jenis daging memiliki kandungan protein yang lebih tinggi daripada jenis daging lainnya.
Untuk memilih daging dengan kandungan protein lebih tinggi, Anda perlu memahami komposisi nutrisi makanan. Semua makanan terdiri dari tiga makronutrien utama: karbohidrat, lemak, dan protein.
Makanan yang tinggi karbohidrat meliputi sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian. Lemak banyak terdapat pada daging hewan, kacang-kacangan, dan minyak nabati. Sementara itu, protein banyak ditemukan pada daging, kacang-kacangan, dan telur.
Daging terdiri dari dua jenis makronutrien: protein dan lemak. Oleh karena itu, daging yang mengandung lebih sedikit lemak akan memiliki lebih banyak protein.
Salah satu jenis daging yang paling rendah lemak dan berprotein tinggi adalah ayam tanpa kulit, terutama dada ayam. Studi menunjukkan bahwa 100 gram dada ayam mengandung hingga 31 gram protein.
Untuk daging merah seperti sapi dan babi, tenderloin adalah potongan daging yang paling kaya protein karena rendah lemak. Tenderloin sapi sangat empuk dan lezat, sehingga sangat populer. Tenderloin babi khususnya sangat rendah lemak dibandingkan dengan potongan daging babi lainnya. Jika Anda menginginkan daging giling, pilih potongan daging tanpa lemak dengan sedikit lemak.
Selain itu, ikan juga merupakan sumber protein yang sangat baik. Ikan kod dan ikan pipih adalah contoh ikan yang tinggi protein tetapi rendah lemak.
Dengan memilih daging yang kaya protein, kita dapat mengoptimalkan jumlah nutrisi yang diserap tubuh sekaligus membatasi asupan lemak hewani yang berlebihan, menurut Healthline .
Tautan sumber






Komentar (0)