Seminar ini mengakui tantangan yang semakin kompleks dalam perang melawan barang palsu dan misinformasi - Foto: BTC
Diskusi panel tersebut membahas tantangan yang semakin kompleks dalam memerangi barang palsu dan misinformasi. Di pasar saat ini, barang palsu telah merambah banyak sektor penting seperti makanan, susu, obat-obatan, makanan fungsional, dan barang mewah, sementara upaya pengendaliannya masih belum cukup kuat. Di saat yang sama, informasi palsu yang tersebar di dunia maya memiliki konsekuensi serius, mengganggu kesadaran konsumen, menyebabkan kerugian bagi bisnis, dan mengikis kepercayaan sosial.
"Centang biru tanggung jawab": Kunci untuk menyaring bisnis yang memiliki reputasi baik
Dalam seminar tersebut, Bapak Nguyen Nguyen Phuong, Wakil Direktur Departemen Perindustrian dan Perdagangan Kota Ho Chi Minh, mengatakan bahwa penanganan barang setelah penyitaan lebih rumit daripada pendeteksian pelanggaran. Di saat yang sama, kerangka hukum yang ada sudah ketinggalan zaman dan belum mampu mengimbangi perilaku penghindaran hukum yang canggih, terutama pelaku anonim yang beroperasi di media sosial.
Menanggapi hal ini, Kementerian Perindustrian dan Perdagangan telah meluncurkan program "Centang Biru Tanggung Jawab", yang mengajak pelaku usaha untuk berpartisipasi guna mendapatkan sertifikasi mutu produk. Fitur khusus dari program ini adalah sanksi yang ketat: Jika suatu produk yang ditandai "centang biru" ditemukan melanggar, semua supermarket yang berpartisipasi akan secara serentak menghentikan impor barang dari pelaku usaha tersebut. Namun, karena peraturan yang ketat, jumlah permohonan pendaftaran setelah lebih dari setahun pelaksanaan hanya mencapai beberapa ratus permohonan.
Namun, Bapak Phuong menegaskan bahwa membangun kerangka standar seperti itu merupakan langkah jangka panjang untuk meningkatkan kualitas produk dan melindungi konsumen dari akarnya.
Peningkatan hukuman akan menjadi efek jera yang kuat
Dari perspektif manajemen, Bapak Nguyen Thanh Nam, Wakil Direktur Departemen Pengelolaan dan Pengembangan Pasar Domestik ( Kementerian Perindustrian dan Perdagangan ), mengatakan bahwa dunia maya menjadi lingkungan yang menguntungkan bagi perdagangan barang palsu dan pelanggaran hak kekayaan intelektual. Dalam 6 bulan pertama tahun 2025, Satuan Tugas Pengelolaan Pasar telah menangani 9.919 pelanggaran, dengan total denda administratif hingga 266 miliar VND dan melimpahkan 76 kasus yang terindikasi kriminalitas ke lembaga investigasi.
Namun, Bapak Nam juga secara terbuka mengakui bahwa masih banyak tantangan yang ada: Sanksi yang berlaku saat ini terlalu ringan dibandingkan dengan keuntungan yang diperoleh dari barang palsu; hukum belum mengikuti perkembangan teknologi, dan penentuan tanggung jawab platform perantara masih belum jelas. Selain itu, proses penilaian barang palsu juga memakan banyak waktu dan biaya, sehingga menghambat penanganan yang cepat.
Berdasarkan praktik-praktik di atas, Departemen Pengelolaan dan Pengembangan Pasar Domestik mengusulkan sejumlah solusi penting. Pertama, kerangka hukum perlu segera disempurnakan untuk meningkatkan sanksi agar tercipta efek jera yang memadai. Pada saat yang sama, tanggung jawab hukum platform media sosial dan platform e-commerce dalam mengendalikan, mencegah, dan menghapus konten yang melanggar hukum perlu didefinisikan secara jelas. Selain itu, Bapak Nam mengusulkan pembentukan mekanisme penilaian cepat, sekaligus memperkuat kerja sama internasional dengan platform lintas batas seperti Facebook dan TikTok untuk menangani pelanggaran secara efektif.
Anh Tho
Sumber: https://baochinhphu.vn/chong-hang-gia-tin-gia-can-che-tai-du-manh-hanh-lang-phap-ly-du-rong-102250710135644268.htm
Komentar (0)