Peristiwa ini menandai komitmen kuat UE untuk memperkuat kerja sama internasional dalam mencegah dan memerangi kejahatan dunia maya, sekaligus menegaskan peran Vietnam sebagai titik penghubung penting dalam upaya global untuk memastikan keamanan dunia maya.

Perwakilan Uni Eropa menandatangani Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa Melawan Kejahatan Siber. Foto: Pham Kien/VNA
Menurut Komisi Eropa, pemberantasan kejahatan siber merupakan salah satu prioritas utama Uni Eropa. Kejahatan siber tidak mengenal batas wilayah dan dapat mengganggu layanan penting, menyebabkan kerugian finansial yang besar bagi individu dan bisnis, serta mengungkap data pribadi dan informasi sensitif. Aksesi Uni Eropa ke Konvensi Hanoi dipandang sebagai langkah untuk memperkuat kerangka hukum internasional di bidang ini, yang membantu meningkatkan koordinasi dengan mitra global.
Konvensi Hanoi menetapkan standar umum untuk mencegah dan memberantas kejahatan siber serta mendorong kerja sama internasional dengan tetap menjamin penghormatan terhadap hak asasi manusia dan kebebasan fundamental. Konvensi ini mengkriminalisasi kejahatan siber serius seperti eksploitasi seksual anak, penipuan daring, serangan ransomware, dan akses tidak sah ke sistem komputer.
Selain itu, konvensi ini mengatur mekanisme kerja sama khusus seperti ekstradisi tersangka, pembagian dan pertukaran bukti elektronik, serta peningkatan bantuan teknis dan pelatihan bagi lembaga penegak hukum. Ketentuan-ketentuan ini membantu meningkatkan kapasitas respons negara-negara terhadap ancaman siber yang semakin canggih dan terorganisasi.
Patut dicatat, Konvensi Hanoi dianggap sebagai "mata rantai yang hilang" dalam sistem hukum global tentang pencegahan dan pemberantasan kejahatan siber. Saat ini, lebih dari 115 negara anggota PBB belum bergabung dengan Konvensi Budapest tentang Kejahatan Siber, dokumen internasional pertama di bidang ini.
Lahirnya Konvensi Hanoi diharapkan dapat mempersempit kesenjangan kerja sama, sehingga tercipta landasan bagi negara-negara untuk berkoordinasi lebih efektif dalam memerangi kejahatan dunia maya lintas batas.
Menurut Komisi Eropa (EC), selama periode 2019-2024, badan ini mewakili Uni Eropa dan negara-negara anggotanya dalam negosiasi isi konvensi dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Pada 24 Desember 2024, Majelis Umum PBB mengadopsi teks final konvensi tersebut. Berdasarkan usulan EC, Dewan Uni Eropa pada 13 Oktober menyetujui partisipasi Uni Eropa dalam penandatanganan tersebut.
Setelah penandatanganan, Dewan Uni Eropa akan membahas dan memutuskan proses ratifikasi, dengan persetujuan Parlemen Eropa. Negara-negara anggota Uni Eropa juga akan menandatangani dan meratifikasi sesuai dengan prosedur nasional masing-masing. Konvensi Hanoi akan resmi berlaku setelah mencapai minimal 40 ratifikasi.
Penandatanganan Konvensi Hanoi tidak hanya memperkuat peran Uni Eropa di bidang keamanan siber global, tetapi juga menunjukkan pentingnya Vietnam dalam kerja sama internasional di bidang teknologi digital serta pencegahan dan pemberantasan kejahatan siber. Hanoi, tempat konvensi tersebut ditandatangani, dianggap sebagai simbol semangat kerja sama multilateral, yang memberikan kontribusi praktis bagi tujuan membangun dunia maya yang aman dan transparan demi kebaikan bersama seluruh umat manusia.
Sumber: https://baotintuc.vn/thoi-su/cong-uoc-ha-noi-viet-nam-la-diem-ket-noi-quan-trong-trong-no-luc-toan-cau-dam-bao-an-ninh-mang-20251028060842085.htm






Komentar (0)