Sebelumnya, setidaknya 80 negara termasuk AS, Uni Eropa dan banyak negara miskin yang rentan terhadap perubahan iklim meminta agar perjanjian COP28 secara jelas menyerukan diakhirinya penggunaan bahan bakar fosil dalam pernyataan bersama konferensi tersebut.
Konferensi COP28 belum menyepakati apakah akan memasukkan penghapusan bahan bakar fosil seperti minyak dan batu bara dalam pernyataan bersama. Foto: AFP
Presiden COP28 Sultan al-Jaber dari negara tuan rumah UEA mendesak negara-negara pada Sabtu malam untuk mempercepat upaya menemukan kesepakatan akhir, dengan mengatakan “masih ada lebih banyak area perbedaan daripada konsensus”.
"Kita membutuhkan solusi praktis untuk mengatasi emisi... sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi , membantu mengentaskan kemiskinan, dan sekaligus meningkatkan ketahanan," ujar Sekretaris Jenderal OPEC, Haitham Al Ghais, dalam surat yang dibacakan pada konferensi sebelumnya.
Awal minggu ini, kelompok penghasil minyak OPEC mengirimkan surat yang mendesak para anggotanya untuk menolak penyebutan bahan bakar fosil dalam perjanjian di konferensi COP28.
Menurut Alden Meyer dari lembaga kajian perubahan iklim E3G, ini adalah pertama kalinya sekretariat OPEC mengintervensi perundingan iklim PBB dengan surat seperti itu. "Ini menunjukkan sedikit kepanikan," ujarnya.
Negara-negara lain termasuk China dan India belum secara eksplisit mendukung penghapusan bahan bakar fosil di COP28, tetapi telah mendukung seruan populer untuk meningkatkan energi terbarukan.
Utusan iklim utama Tiongkok, Xie Zhenhue, menggambarkan KTT iklim tahun ini sebagai yang tersulit dalam kariernya. "Saya telah terlibat dalam negosiasi iklim ini selama 16 tahun. Ini adalah pertemuan yang paling sulit. Ada begitu banyak masalah yang harus dipecahkan," ujarnya kepada para wartawan.
Ia mengatakan kecil kemungkinan COP28 akan berhasil jika negara-negara tidak dapat menyetujui bahasa mengenai masa depan bahan bakar fosil.
Sementara itu, Menteri Lingkungan Hidup India Bhupender Yadav menuntut "keadilan" dalam kesepakatan apa pun, dengan menyatakan bahwa negara-negara kaya harus memimpin aksi iklim global.
Seorang perwakilan Rusia mengatakan dalam sebuah pidato bahwa Moskow sedang mempertimbangkan apakah sebagian dari sekitar $300 miliar cadangan emas yang dibekukan oleh Barat akan digunakan untuk dana “Kerugian dan Kerusakan”.
Dengan konferensi COP28 yang dijadwalkan berakhir pada hari Selasa (12 Desember), para pemimpin dan pejabat senior dari hampir 200 negara yang berkumpul di Dubai jelas memiliki sedikit waktu tersisa untuk menyelesaikan kebuntuan bahan bakar fosil.
Huy Hoang (menurut COP28, Reuters, AFP)
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)