Kementerian Keamanan Publik sedang meminta masukan atas rancangan Undang-Undang tentang Ketertiban dan Keselamatan Lalu Lintas. Rancangan undang-undang ini mencakup usulan untuk kasus-kasus di mana berhenti dan parkir dilarang.
Usulkan kasus di mana berhenti dan parkir tidak diperbolehkan. (Sumber internet) |
Rancangan Undang-Undang tentang Tertib Lalu Lintas dan Keselamatan Lalu Lintas
Usulan kasus dimana berhenti dan parkir tidak diperbolehkan
Rancangan peraturan tentang berhenti dan parkir adalah sebagai berikut:
- Menghentikan kendaraan adalah keadaan kendaraan berhenti sementara selama jangka waktu tertentu yang diperlukan agar orang dapat naik dan turun dari kendaraan, memuat dan menurunkan barang, serta memeriksa aspek teknis kendaraan.
Saat menghentikan kendaraan, jangan mematikan mesin dan jangan meninggalkan posisi mengemudi, kecuali untuk menutup atau membuka pintu kendaraan, memuat atau menurunkan barang, atau melakukan pemeriksaan teknis kendaraan, tetapi harus menggunakan rem parkir atau mengambil tindakan keselamatan lainnya.
- Parkir adalah keadaan kendaraan yang diam tanpa batas waktu.
Saat parkir, tinggalkan kendaraan hanya setelah menerapkan rem parkir atau mengambil tindakan pencegahan keselamatan lainnya.
Kendaraan yang diparkir di jalan landai harus diganjal dan diarahkan ke trotoar.
- Pengemudi ketika berhenti atau parkir di jalan harus mematuhi peraturan berikut:
+ Ada sinyal untuk memberi tahu pengemudi kendaraan lain saat memasuki posisi berhenti atau parkir;
+ Menghentikan dan memarkir kendaraan tidak boleh memengaruhi pejalan kaki dan kendaraan lain.
- Pengemudi tidak diperbolehkan menghentikan atau memarkir kendaraan di lokasi berikut:
+ Sisi kiri jalan satu arah;
+ Di tikungan atau dekat puncak lereng yang menghalangi jarak pandang;
+ Di jembatan, kecuali dalam kasus yang diizinkan oleh organisasi lalu lintas;
+ Di bawah jalan layang, kecuali di tempat yang diizinkan oleh otoritas yang berwenang;
+ Sejajar dengan kendaraan lain yang berhenti atau parkir;
+ Kurang dari 20 meter dari mobil yang parkir di jalan berlawanan arah, kurang dari 40 meter di jalan raya untuk jalan dengan satu jalur kendaraan bermotor satu arah;
+ Di penyeberangan pejalan kaki;
+ Di persimpangan dan dalam jarak 5 meter dari tepi persimpangan;
+ Halte bus;
+ Di depan pintu gerbang dan dalam radius 5 meter pada kedua sisi pintu gerbang kantor pusat instansi atau organisasi, terdapat jalan masuk dan keluar mobil;
+ Di tempat-tempat yang lebar ruas jalannya hanya cukup untuk satu jalur kendaraan bermotor;
+ Dalam jangkauan keamanan rel kereta api;
+ Mengaburkan rambu-rambu jalan dan lampu lalu lintas;
+ Di jalur trem, jalur bus, lubang got saluran pembuangan, saluran telepon dan tegangan tinggi, area pemasukan air mobil pemadam kebakaran; di jalan dan trotoar yang melanggar peraturan.
- Di jalan raya, pengemudi wajib menghentikan atau memarkir kendaraannya di tempat yang terdapat trotoar lebar atau di lahan di luar badan jalan; dalam hal trotoar sempit atau tidak terdapat trotoar, pengemudi wajib menghentikan atau memarkir kendaraannya dekat tepi kanan jalan pada arah perjalanan.
- Di jalan raya, pengemudi kendaraan wajib berhenti dan parkir dekat dengan trotoar atau tepi jalan pada sisi kanan jalan searah laju kendaraan; jarak roda terdekat dengan tepi jalan tidak boleh lebih dari 0,25 meter dan tidak boleh menimbulkan halangan atau bahaya bagi orang dan kendaraan yang sedang berlalu lintas.
- Apabila suatu kendaraan bermotor mengalami kendala teknis atau keadaan kahar lainnya yang memaksanya untuk parkir pada sebagian badan jalan atau pada tempat yang tidak diperbolehkan untuk parkir, maka kendaraan bermotor tersebut wajib memberi tanda dengan lampu darurat dan memasang rambu atau lampu peringatan di depan dan di belakang kendaraannya untuk memberitahukan kepada pengendara kendaraan lainnya.
- Apabila prasarana lalu lintas sudah memenuhi syarat, maka Pemerintah Daerah mengatur tempat dan waktu berhenti serta parkir di jalan.
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)