Dalam beberapa bulan terakhir, kursus yang mengajarkan cara menggunakan AI untuk berdagang saham telah menjamur di Tiongkok. Alih-alih mengandalkan analisis ahli, banyak investor individu beralih ke DeepSeek, model AI lokal yang dapat menganalisis data keuangan, mengevaluasi perusahaan, dan merancang strategi investasi.
| Investor Tiongkok menggunakan DeepSeek untuk mengevaluasi bisnis, memilih saham, dan membuat strategi investasi |
"Masa depan adalah digital, dan AI akan menjadi alat yang sangat diperlukan. Pasar saham akan segera menjadi medan pertempuran bagi algoritma komputer," kata Hong Yangjun, seorang dosen di kursus perdagangan AI di Shanghai.
Ini menandai perubahan besar dibandingkan tahun lalu, ketika dana kuantitatif dikritik karena menyebabkan volatilitas pasar. Kini, DeepSeek tidak hanya diterima, tetapi juga telah menjadi "penasihat virtual" yang dicari banyak investor.
Bulan lalu, ratusan investor membayar 15.800 yuan (sekitar 55 juta VND) untuk mengikuti kursus akhir pekan tentang perdagangan saham AI yang diajarkan oleh Mao Yuchun, pendiri Alpha Squared Capital. Kursus ini menarik minat peserta karena mempromosikan hubungan Alpha Squared dengan High-Flyer, dana kuantitatif di balik DeepSeek.
Tidak hanya kelas langsung, kursus daring yang mengajarkan cara menggunakan DeepSeek untuk menganalisis saham dan membuat strategi perdagangan juga membanjiri jejaring sosial China.
"Alat AI menghemat banyak waktu saat memilih saham. Saya juga menggunakan DeepSeek untuk menulis kode pemrograman guna mengotomatiskan perdagangan," kata Wen Hao, seorang investor di Hangzhou.
Popularitas DeepSeek memaksa perusahaan pialang dan manajer aset untuk berubah. "Dulu, investor membutuhkan saran ahli. Sekarang mereka hanya perlu bertanya kepada DeepSeek," kata Zhou Lefeng, direktur Xiangcai Securities.
Banyak platform perdagangan di Tiongkok yang mengintegrasikan AI untuk menyediakan analisis otomatis, prakiraan tren, dan saran perdagangan. Goldman Sachs menyatakan bahwa pasar saham Tiongkok mengalami awal tahun 2024 yang paling positif dalam sejarah, sebagian berkat perangkat AI seperti DeepSeek.
Meskipun sambutannya hangat, tidak semua orang percaya bahwa AI adalah "kunci ajaib" untuk investasi saham.
"Orang-orang terlalu percaya pada AI," kata Larry Cao, pakar di FinAI Research. "Model seperti DeepSeek, meskipun mengesankan, belum tentu lebih pintar daripada mayoritas investor." Ia memperingatkan akan adanya efek kawanan jika banyak investor menggunakan sinyal AI yang sama, yang dapat menyebabkan fluktuasi pasar yang tidak terduga.
Feng Ji, CEO Baiont Quant Fund, mengakui bahwa AI memiliki keterbatasan: "AI membantu perdagangan lebih efektif, tetapi tidak menjamin keuntungan. AI hanyalah alat pendukung, bukan pengganti manusia sepenuhnya."
DeepSeek mengubah cara investor Tiongkok mendekati pasar saham. Namun, terlalu mengandalkan AI dapat menimbulkan risiko sistemik, terutama di pasar modal yang didominasi oleh investor ritel seperti Tiongkok.
"AI memang alat yang ampuh, tetapi investor tetap perlu memahami prinsip pasar dan tidak boleh begitu saja mempercayai mesin," saran Feng Ji.
Dengan perkembangan AI yang berkelanjutan, mungkin dalam waktu dekat, "medan perang pasar saham" akan benar-benar menjadi ajang persaingan antar-algoritma. Namun, akankah manusia sepenuhnya tergantikan? Jawabannya masih terbuka.
Source: https://thoibaonganhang.vn/deepseek-soan-ngoi-chuyen-gia-nha-dau-tu-trung-quoc-dua-nhau-dung-ai-chon-co-phieu-163652.html










Komentar (0)