Saat musim banjir tiba, semua orang langsung teringat ikan linh. Saat air meluap ke sawah, ikan linh muda pertama di musim itu muncul. Ikan linh muda mengikuti arus air ke sungai, kanal, dan sawah, lalu tumbuh besar.
Memanen ikan linh muda.
Biasanya dimulai sekitar bulan lunar ke-10, saat air berangsur-angsur menggenang, ikan linh telah tumbuh besar, gemuk, dan kaya nutrisi. Ukurannya rata-rata sebesar ibu jari, dengan punggung biru muda, tubuh bulat pipih, sirip dan ekor kuning pucat, serta sisik kecil berwarna perak lembut.
Dalam perjalanan yang hanyut itu, ikan linh tumbuh dan berkembang biak. Di awal musim banjir, ikan linh berukuran sekecil sumpit, sehingga orang-orang menyebutnya ikan linh muda. Ikan-ikan ini belum dewasa, sehingga tulangnya lunak dan perutnya berlemak. Ikan linh muda di awal musim terasa lezat jika direbus dengan air kelapa.
Sayuran disajikan dengan ikan linh.
Rasa ikan yang berlemak berpadu dengan aroma manis air kelapa menjadikan hidangan ini berbeda. Ikan linh kering direbus dalam panci tanah liat, disantap dengan nasi putih, sederhana namun kaya akan keramahan khas orang Barat.
Ikan seukuran jari ini bisa dimasak dengan kuah asam bersama bunga mimosa, mimosa, dan lili air, atau digoreng garing, digoreng dengan adonan tepung dan dicelupkan ke dalam saus ikan asam jawa, atau direbus dengan saus ikan. Hidangan ikan linh yang dicelupkan ke dalam cuka bunga mimosa juga patut dinikmati.
Ikan tidak perlu dibersihkan, cukup gosok perlahan di dalam keranjang bambu, bersihkan isi perutnya, bumbui dengan garam, gula, MSG, merica, dan bawang putih cincang. Cuka harus ditanam di rumah agar lezat dan memiliki sedikit rasa asam.
Menangkap ikan linh di sawah yang tergenang air.
Selain mimosa air, hidangan ini juga harus disantap dengan teratai liar (yang tumbuh liar, panjangnya hanya sekitar 1 meter) untuk meningkatkan cita rasa. Masukkan ikan linh ke dalam panci berisi air mendidih, tambahkan sayuran, dan masak hingga hampir matang agar rasa manisnya tetap terjaga.
Manisnya ikan, renyahnya mimosa air dan bunga teratai, asamnya cuka, pedasnya cabai dan merica berpadu menciptakan aroma yang tak terlupakan.
Nelayan dan petani di sepanjang bantaran sungai menangkap ikan linh dengan berbagai cara seperti: jaring, bubu, perangkap, jaring jatuh, jaring sebar... Dulu, karena ikan linh sangat banyak, orang mengukur ikan dengan keranjang besi seperti beras.
Ikan lele muda goreng.
Kebanyakan ikan linh digunakan untuk membuat kecap ikan atau saus ikan instan. Untuk mengangkut ikan linh ke tempat yang jauh, ikan harus diangkut dengan perahu berjaring di sisi-sisinya agar dapat hidup di lingkungan alami.
Semakin lama ikan linh difermentasi, semakin baik kualitas kecap ikannya. Kecap ikan linh sangat lezat berkat fermentasi ikan segar. Masyarakat di Chau Doc, Tinh Bien, dan An Phu ( An Giang ) sangat terkenal dalam pembuatan kecap ikan linh dan kecap ikan air tawar lainnya.
Untuk menikmati keistimewaan ikan linh di musim banjir ala masyarakat Barat sejati, yang perlu dilakukan hanya duduk di sampan, atau di tepi sawah, di gubuk, di bawah rimbunnya pepohonan, mendengarkan desiran angin, sambil melantunkan beberapa syair vọng cổ yang menyentuh jiwa untuk menciptakan gaya Barat sejati.
Hotpot ikan lele.
Di liburan tanggal 2 September ini, mari kita nikmati semangkuk nasi baru, sup asam dengan ikan linh dan bunga mimosa air bersama penduduk setempat, atau cicipi sepotong ikan goreng renyah lalu teguk segelas arak beras. Tak ada yang lebih nikmat dari ini.
[iklan_2]
Sumber: https://www.baogiaothong.vn/den-an-giang-mua-nuoc-noi-nem-dac-san-ca-linh-non-tru-danh-192240831093839963.htm
Komentar (0)