Kementerian Keamanan Publik mengeluarkan Instruksi No. 11/HD-BCA-V03 tertanggal 27 Februari 2025 tentang pengaturan penyidik ​​dan petugas investigasi pada kepolisian tingkat komune; penerimaan, klasifikasi, dan penanganan pengaduan dan laporan kejahatan oleh kepolisian tingkat komune.

Pasal 1 mengatur tentang penataan penyidik ​​pada kepolisian daerah tingkat kecamatan sebagai berikut: Penunjukan (atau penataan) penyidik ​​Badan Reserse Kriminal Kepolisian Daerah Provinsi atau Kepolisian Daerah Kota Pusat (secara bersama-sama disebut kepolisian daerah provinsi) bagi kepala kepolisian daerah tingkat kecamatan.

Apabila kepala kepolisian tingkat kecamatan tidak memenuhi kriteria penunjukan penyidik, wakil kepala kepolisian tingkat kecamatan yang membidangi pencegahan dan pengendalian kejahatan akan ditunjuk sebagai penyidik ​​(atau ditugaskan). Kepala kepolisian tingkat provinsi dan wakil kepala kepolisian tingkat kecamatan yang membidangi pencegahan dan pengendalian kejahatan akan ditunjuk sebagai penyidik ​​(atau ditugaskan).

investigator.jpg
Petugas polisi sedang mengekstrak rekaman kamera keamanan. Foto: Kementerian Keamanan Publik

Selain kepala kepolisian daerah tingkat kecamatan, wakil kepala kepolisian daerah tingkat kecamatan dapat menunjuk (atau mengatur) penyidik ​​pada instansi penyidik ​​kepolisian daerah tingkat provinsi bagi petugas Tim Penanggulangan Kejahatan Kepolisian atau petugas yang secara langsung melaksanakan tugas pemeriksaan dan verifikasi atas pengaduan dan laporan awal tentang kejahatan, serta pencegahan dan pemberantasan kejahatan di kepolisian daerah tingkat kecamatan.

Pengangkatan jabatan penyidik ​​pada kepolisian tingkat kelurahan tidak berarti mengangkat penyidik ​​kepada pejabat yang tidak mempunyai kapasitas penyidikan.

Pasal 2 Instruksi Nomor 11/HD-BCA-V03 mengatur pengangkatan (atau penempatan) penyidik ​​pada instansi penyidik ​​kepolisian daerah tingkat provinsi bagi pejabat Tim Penindakan dan Pencegahan Kejahatan Kepolisian atau pejabat yang secara langsung melaksanakan tugas pemeriksaan dan verifikasi atas laporan awal tindak pidana dan pencegahan serta pemberantasan tindak pidana pada kepolisian daerah tingkat kecamatan yang memenuhi syarat dan kemampuan untuk mengangkat penyidik.

Tugas dan wewenang Penyidik ​​ketika ditugaskan di kepolisian tingkat kelurahan

Pasal 4 Pedoman tersebut menyebutkan bahwa penerimaan dan penyelesaian pengaduan serta laporan tindak pidana berada di bawah kewenangan Badan Reserse dan Kriminal Kepolisian Daerah apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: Terlapor mempunyai tempat tinggal dan latar belakang yang jelas; Tindak pidana yang dilakukan ringan atau berat; Peristiwanya sederhana, alat buktinya jelas; Terjadi di wilayah kewenangan kepolisian tingkat kecamatan.

Bersamaan dengan itu, penyidik ​​kepolisian tingkat kecamatan ditugaskan untuk menangani perkara pidana yang menjadi kewenangan penyidikan Badan Reserse dan Kriminal Kepolisian Daerah dalam perkara-perkara sebagai berikut: Perkara pidana berawal dari laporan dan pengaduan tentang adanya tindak pidana yang menjadi kewenangan penyidik ​​kepolisian tingkat kecamatan untuk ditangani dan diselesaikan.

Suatu perkara pidana harus memenuhi semua syarat berikut: Pelaku kejahatan jelas; Kejahatannya sederhana, buktinya jelas; Kejahatan yang dilakukan merupakan kejahatan ringan atau kejahatan serius; Pelaku mempunyai tempat tinggal dan latar belakang yang jelas; Terjadi di wilayah yang berada dalam pengelolaan kepolisian tingkat kecamatan.

Berdasarkan pedoman, setiap kantor polisi tingkat komune akan memiliki setidaknya satu penyidik.

Sesuai dengan ketentuan Pasal 3, penyidik ​​dan penyidik ​​pejabat penyidik ​​kepolisian daerah tingkat provinsi yang ditugaskan pada kepolisian daerah tingkat kecamatan merupakan penyidik ​​paruh waktu dan merupakan pegawai kepolisian daerah tingkat kecamatan.

Untuk menjamin terselenggaranya rezim dan kebijakan dalam pengangkatan (atau pengaturan) penyidik ​​dan penyidik ​​di kepolisian tingkat komune, mereka tetap mengemban jabatan, pangkat, dan jabatan lain sesuai ketentuan Kementerian Keamanan Publik (seperti: detektif, polisi...) dan menikmati rezim dan kebijakan jabatan, pangkat, dan jabatan tertinggi.