Pada sore hari tanggal 16 Oktober, Delegasi Majelis Nasional Provinsi mengadakan lokakarya untuk mengumpulkan pendapat para ahli mengenai Rancangan Undang-Undang Warisan Budaya (revisi). Konferensi ini dipimpin oleh Wakil Ketua Delegasi Majelis Nasional Provinsi, Nguyen Thi Thu Ha.

Secara umum, Rancangan Undang-Undang Warisan Budaya mewarisi dan mengubah banyak ketentuan dari Undang-Undang Warisan Budaya yang berlaku saat ini dan melengkapi banyak ketentuan baru untuk mengatasi keterbatasan dan kekurangan dalam lembaga dan kebijakan, dan menyelesaikan masalah yang timbul dalam praktik. Setelah diserap dan direvisi, Rancangan Undang-Undang Warisan Budaya (yang diamandemen) memiliki struktur yang mencakup: 9 bab, 100 pasal, 2 pasal lebih sedikit dari rancangan yang diajukan pada Sidang ke-7. Rancangan Undang-Undang Warisan Budaya telah memperluas cakupan pengaturan (warisan dokumenter) dan menambahkan subjek penerapan (masyarakat); melengkapi ketentuan tentang investasi, konstruksi, renovasi pekerjaan di dalam dan di luar kawasan perlindungan peninggalan; kegiatan bisnis, layanan pada warisan budaya; kondisi untuk memastikan kegiatan untuk melindungi dan mempromosikan nilai warisan budaya...; mewarisi dan melengkapi ketentuan tentang perlindungan dan mempromosikan nilai warisan budaya berwujud dan tidak berwujud. Di samping itu, RUU ini memilih untuk mengesahkan beberapa ketentuan dalam peraturan perundang-undangan, seperti: ketentuan dan tata cara pemberian surat keterangan praktik jual beli benda peninggalan sejarah, barang antik, harta kekayaan negara, dan sebagainya, sehingga menambah kekhususan dan kemanfaatan RUU ini.
Memberikan pendapat tentang Rancangan Undang-Undang tentang Warisan Budaya (yang telah diamandemen), para delegasi membahas dan memberikan tambahan pendapat tentang sejumlah konten tentang: regulasi tentang perlindungan dan promosi nilai warisan budaya berwujud dan takbenda; kriteria untuk mengidentifikasi tempat-tempat indah; investasi dan konstruksi karya di kawasan perlindungan peninggalan; pengelolaan peninggalan, barang antik, dan harta nasional; pemeringkatan dan penurunan peringkat peninggalan; penilaian dampak warisan; dana konservasi untuk warisan budaya; bisnis layanan museum...

Setelah mendengarkan pendapat para delegasi, Kamerad Nguyen Thi Thu Ha, Wakil Ketua Delegasi Majelis Nasional Provinsi, sangat mengapresiasi pendapat dan analisis para delegasi terhadap ketentuan, isu, dan isi yang diangkat dalam Rancangan Undang-Undang Warisan Budaya (revisi). Banyak pendapat yang mendalam, berkualitas tinggi, dan berdedikasi tinggi untuk berkontribusi pada Rancangan Undang-Undang tersebut. Delegasi Majelis Nasional Provinsi akan menerima dan mensintesis semua pendapat para delegasi untuk dipelajari dan dikontribusikan pada sidang ke-8 Majelis Nasional ke-15.
Sumber
Komentar (0)