
Ramalan tren perjalanan tahunan ke-10 dari Booking.com mengungkapkan pergeseran dramatis ini. Setelah satu dekade pengamatan dan analisis, laporan tahun ini mencerminkan generasi pelancong yang ingin melepaskan diri dari kebiasaan lama.
Saat ini, para pelancong tidak lagi ingin terikat pada rencana perjalanan yang kaku, destinasi "wajib dikunjungi", atau gaya perjalanan konvensional. Sebaliknya, perjalanan telah menjadi ruang bagi mereka untuk merayakan diri sendiri dan dengan bebas mengejar hasrat pribadi mereka yang terkadang sangat unik.
Di Vietnam, tren ini semakin terlihat jelas. Menurut Booking.com, perjalanan "tanpa alasan" semakin meningkat, dengan 71% wisatawan Vietnam menyatakan bahwa mereka tidak membutuhkan alasan khusus untuk memutuskan melakukan perjalanan, dan 21% bersedia melakukan perjalanan ke destinasi impian tanpa menunggu momen penting tradisional (pernikahan, ulang tahun, dll.).
Semakin banyak orang yang melihat peningkatan kesehatan dan kesejahteraan sebagai alasan untuk bepergian: 33% wisatawan memilih bepergian sebagai hadiah setelah mencapai tonggak pribadi yang signifikan seperti berhasil berhenti minum alkohol atau mengubah bentuk tubuh mereka. Selain itu, 84% wisatawan Vietnam mungkin memesan liburan hanya karena mereka telah bekerja keras dan pantas untuk menikmati diri mereka sendiri. Motivasi baru ini membuat konsep "bepergian untuk merayakan" semakin meluas.
Di samping itu, teknologi diam-diam memainkan peran utama. Seiring kecerdasan buatan menjadi lebih familiar, para pelancong membiarkan AI menyarankan rencana perjalanan yang sesuai dengan kebiasaan pribadi mereka, merekomendasikan gaya makan berdasarkan ritme sirkadian mereka, dan bahkan memprediksi bagaimana kulit mereka akan bereaksi terhadap iklim tujuan perjalanan.
Pada acara peluncuran di Kota Ho Chi Minh pada tanggal 9 Desember, Branavan Aruljothi, Direktur Negara untuk Vietnam di Booking.com, menyatakan: "Kami menemukan bahwa hingga 86% wisatawan akan menggunakan AI atau aplikasi untuk memahami bagaimana kulit mereka akan bereaksi terhadap cuaca di destinasi mereka."
Hal ini membantu wisatawan terhindar dari perasaan bingung dan ketergantungan pada pemandu wisata generik atau blog perjalanan seperti sebelumnya; sebaliknya, setiap orang secara bertahap menemukan jalannya sendiri.
Oleh karena itu, pengalaman berwisata pun berubah. Menikmati hidangan lezat bukan hanya tentang menikmati hidangan khas setempat, tetapi juga kesempatan untuk belajar memasak hidangan baru, lalu membawa pulang bahan-bahan khas destinasi tersebut untuk terus mengeksplorasi cita rasanya. Perjalanan bukan hanya tentang bertamasya, tetapi juga menjadi kesempatan untuk menguji keserasian hubungan, atau untuk memasuki dunia yang dulu hanya ada di halaman buku. Bepergian bukan lagi tentang "pergi untuk melihat," melainkan tentang "pergi untuk hidup."
Perubahan ini tidak hanya terjadi di Vietnam. Menurut survei terhadap hampir 30.000 orang di seluruh dunia oleh Booking.com, para pelancong di seluruh dunia semakin memiliki kesamaan dalam pola pikir mereka. Tren yang sebelumnya diprediksi, seperti mencari iklim yang lebih sejuk untuk menghindari panas atau perjalanan yang ramah lingkungan, terus berkembang dan menjadi dasar perilaku perjalanan baru.
Dapat dikatakan bahwa perjalanan tahun 2026 bukan lagi sekadar perjalanan untuk "menandai" suatu peristiwa, tetapi kesempatan untuk menemukan kembali diri sendiri dan mendengarkan suara hati. Perjalanan ini membuka peluang bagi setiap orang untuk keluar dari batasan rutinitas harian mereka, merenungkan pencapaian, menyembuhkan emosi, atau sekadar menyediakan ruang tenang untuk diri sendiri.
Sebuah survei tentang tren perjalanan yang dilakukan oleh Booking.com dengan hampir 30.000 orang dari 33 negara dan wilayah (termasuk 505 warga Vietnam) telah memberikan beberapa wawasan tentang pola dan preferensi perjalanan wisatawan pada tahun 2026.
Sumber: https://baovanhoa.vn/du-lich/du-lich-khong-can-ly-do-troi-day-trong-nam-2026-187085.html










Komentar (0)