Bapak Nguyen Ngoc Quynh, Wakil Direktur Jenderal Bursa Komoditas Vietnam - MXV, mengatakan bahwa ada banyak faktor yang memengaruhi pergerakan harga minyak dunia pada tahun 2024. Di antaranya, ketegangan politik dan kebijakan pemangkasan produksi OPEC+ dapat mendorong harga minyak naik, sementara pertumbuhan ekonomi yang melambat dan konsumsi yang lebih rendah dapat menyebabkan harga stagnan atau bahkan turun.
Dalam skenario pertama, jika pertumbuhan permintaan lemah, OPEC+ akan mempertahankan kebijakan produksi rendah atau bahkan memangkas lebih lanjut untuk menopang harga minyak. Pada pertemuan akhir November 2023, kelompok tersebut memutuskan untuk secara sukarela memangkas produksi sebesar 2,2 juta barel per hari. Dengan demikian, pasar dapat mengalami defisit 500.000 hingga 800.000 barel per hari pada kuartal pertama tahun 2024. Dalam skenario netral ini, harga minyak WTI dapat berada di kisaran $80/barel dan Brent di kisaran $85/barel.
Skenario kedua—skenario terburuk—jika ketegangan meluas ke Timur Tengah atau melibatkan AS atau Iran, jalur minyak dunia akan sangat terdampak, termasuk selat-selat strategis penting seperti Selat Hormuz di bawah kendali Iran dan Selat Bad Al-Mandab di bawah pengaruh pemberontak Houthi yang didukung Iran di Yaman. Jika konflik ini menyebabkan gangguan serius, kemungkinan harga minyak akan melampaui $100/barel sangat mungkin terjadi.
Menurut Bapak Quynh, perkembangan harga minyak dunia akan sangat mempengaruhi harga bensin dan minyak dalam negeri pada tahun 2024, karena Vietnam merupakan negara pengimpor bensin dan minyak.
"Dengan skenario netral yang saya analisis di atas, kemungkinan harga bensin domestik juga akan sedikit meningkat pada awal 2024, ketika dampak pemangkasan produksi OPEC+ dan ketegangan di kawasan Laut Merah memengaruhi harga global. Namun secara keseluruhan, pada 2024, pasokan dan permintaan akan relatif seimbang, sementara harga minyak akan tetap stabil dan mungkin setara dengan tingkat rata-rata tahun 2023," ujar Bapak Quynh.
Menurut Bapak Quynh, pada tahun 2024, kecil kemungkinan harga bensin domestik akan melonjak secara tidak normal seperti pada tahun 2022. Mengenai faktor global, hal ini sebagian besar disebabkan oleh hambatan dari tekanan pertumbuhan global, setidaknya pada paruh pertama tahun ini. Pada akhir tahun 2024, AS akan mengadakan pemilihan presiden baru, sehingga negara ini juga akan mencari cara untuk mengekang kenaikan harga.
Dari sisi domestik, dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2023/ND-CP yang mengubah dan melengkapi sejumlah pasal dalam Peraturan Pemerintah Nomor 95 Tahun 2021 dan Peraturan Pemerintah Nomor 83 Tahun 2014 tentang Perdagangan Minyak Bumi, yang mempersingkat waktu penanganan harga minyak bumi dari 10 hari menjadi 7 hari, diharapkan harga minyak bumi dalam negeri dapat mendekati harga pasar dunia.
Selain itu, Pemerintah juga telah menyetujui Rencana Infrastruktur Cadangan dan Pasokan Minyak dan Gas Bumi Nasional untuk periode 2021-2030, dengan visi hingga tahun 2050. Dalam jangka panjang, ini merupakan solusi efektif untuk membantu menstabilkan pasokan, permintaan, dan harga bensin dalam negeri.
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)