Sore hari tanggal 24 Juni, tepat setelah sidang penutupan, Sekretaris Jenderal Majelis Nasional mengadakan konferensi pers untuk mengumumkan hasil sidang ke-5 Majelis Nasional ke-15.
Sekretaris Jenderal Majelis Nasional Bui Van Cuong memimpin konferensi pers pada sore hari tanggal 24 Juni.
Dalam jumpa pers tersebut, para wartawan mempertanyakan situasi mengelak, menghindar, dan takut akan tanggung jawab yang dilakukan sejumlah pejabat dan pegawai negeri sipil. Hal ini dibahas oleh banyak delegasi, mengingat hal ini merupakan salah satu "hambatan" pembangunan.
Namun, dalam resolusi umum sidang yang baru saja disahkan, Majelis Nasional hanya meminta agar peraturan perundang-undangan tentang perlindungan dan pembinaan kader yang dinamis, kreatif, berani, dan berkarya untuk kepentingan bersama segera diterbitkan. Apakah itu cukup untuk mengatasi situasi kader yang saat ini mengelak, menghindari, dan takut akan tanggung jawab?
Menanggapi pertanyaan, Bapak Trinh Xuan An, anggota penuh waktu Komite Pertahanan dan Keamanan Majelis Nasional, mengatakan ini adalah pertama kalinya Majelis Nasional mengakui masalah ini dalam resolusi resmi.
Bapak An mengutip resolusi yang baru saja disahkan Majelis Nasional, yang menilai situasi saling menekan, menghindar, dan kurang tanggung jawab sejumlah pejabat dan pegawai negeri sipil dalam melaksanakan tugas publik menyebabkan stagnasi dalam penanganan pekerjaan, sehingga menimbulkan frustrasi di masyarakat.
"Ini penilaian yang sangat lugas dan langsung," aku Bapak An, seraya menambahkan bahwa permintaan Majelis Nasional untuk segera menerbitkan dokumen yang menetapkan mekanisme untuk mendorong dan melindungi pejabat yang berani berpikir, berani bertindak, dan berani bertanggung jawab demi kebaikan bersama diperlukan untuk menyelesaikan situasi tersebut.
Bapak An juga menyampaikan pendapat pribadinya, perlu diterapkan metode manajemen perusahaan di instansi negara, berdasarkan asas siapa yang berkinerja baik akan diberi penghargaan, dan siapa yang tidak berkinerja baik akan diberi hukuman.
Membahas lebih lanjut, Sekretaris Jenderal Majelis Nasional Bui Van Cuong mengatakan bahwa dalam resolusi umum sidang, Majelis Nasional tidak hanya meminta penerbitan peraturan untuk melindungi dan mendorong kader yang dinamis, kreatif, berani, dan berwibawa, tetapi juga berbagai solusi. Secara khusus, Majelis Nasional meminta peninjauan sistem dokumen hukum untuk melihat di mana terdapat masalah, tumpang tindih, celah, dan kekurangan.
"Kalian terus mengatakan bahwa undang-undang itu tumpang tindih dan membingungkan, jadi kalian tidak bertindak apa-apa dan tidak berani memberi nasihat. Sekarang mari kita tinjau dan lihat di mana letak kebingungan dan kontradiksinya, lalu tunjukkan dengan jelas," kata Bapak Cuong.
Bapak Cuong menyampaikan bahwa Majelis Nasional juga meminta untuk mendorong desentralisasi dan pendelegasian wewenang yang tepat disertai penguatan inspeksi, pengawasan; meningkatkan tanggung jawab para pemimpin, segera dan efektif mengatasi situasi pengelakan, penghindaran, dan kurangnya tanggung jawab di antara sejumlah kader dan pegawai negeri sipil, serta menangani pelanggaran secara tegas...
"Solusi semacam itu sangat kuat, relatif lengkap, dan membatasi situasi penghindaran, pengelakan, dan ketakutan akan tanggung jawab oleh sekelompok pegawai negeri sipil dan pegawai negeri," kata Bapak Cuong.
[iklan_2]
Tautan sumber






Komentar (0)