Pada tanggal 2 September, Woo Jong-soo, kepala Kantor Investigasi Nasional Korea Selatan, menyatakan: "Mirip dengan yang dilakukan Prancis, Badan Kepolisian Metropolitan Seoul telah meluncurkan investigasi internal terhadap Telegram, terkait tuduhan yang berkaitan dengan membantu dan bersekongkol dalam kejahatan ini ( video pornografi deepfake)."
Polisi Korea Selatan telah meluncurkan penyelidikan awal terhadap Telegram atas dugaan bahwa platform tersebut memfasilitasi kejahatan seksual deepfake. (Foto: Reuters)
Peluncuran investigasi ini terjadi di tengah upaya Korea Selatan untuk memerangi pornografi deepfake yang menargetkan perempuan muda dan menyebar secara online di grup obrolan Telegram.
Keputusan ini juga melangkah lebih jauh dari komentar sebelumnya oleh komisaris Badan Kebijakan Nasional, Cho Ji-ho, yang mengatakan bahwa lembaganya sedang mempertimbangkan apakah akan menyelidiki aplikasi pesan aman terkait bantuan dan keterlibatan dalam kejahatan.
Pekan lalu, pihak berwenang Korea Selatan berjanji untuk menindak tegas pornografi deepfake – sebuah langkah yang bertepatan dengan penyelidikan Prancis terhadap CEO Telegram, Pavel Durov, atas tuduhan membantu kejahatan terorganisir di platform tersebut. Perusahaan tersebut mengatakan bahwa mereka secara aktif menyensor konten berbahaya di platformnya, termasuk pornografi ilegal.
Menurut laporan deepfake global Security Hero tahun 2023, Korea Selatan adalah negara yang paling banyak menjadi sasaran pornografi deepfake, dengan penyanyi dan aktor dari negara tersebut menyumbang 53% dari individu yang muncul dalam deepfake.
Kepolisian Korea Selatan mengatakan jumlah kasus kejahatan seksual deepfake yang ditangani tahun ini meningkat menjadi 297 dari 156 pada tahun 2021. Sebagian besar korban dan pelaku adalah remaja.
Selain mendesak perusahaan media sosial untuk bekerja sama lebih aktif dalam menghapus dan memblokir konten tersebut, regulator media Korea Selatan juga meminta kerja sama rutin dari pihak berwenang Prancis terkait masalah Telegram.
Selain itu, pemerintah Korea Selatan mengumumkan pada tanggal 30 Agustus bahwa mereka akan mendorong pemberlakuan undang-undang yang lebih ketat untuk memperlakukan pembelian atau penayangan video pornografi deepfake sebagai tindak pidana.
Hoai Phuong (menurut Yonhap, Reuters)
Sumber: https://www.congluan.vn/han-quoc-dieu-tra-telegram-ve-toi-pham-tinh-duc-truc-tuyen-post310312.html






Komentar (0)