Berbicara kepada Thanh Nien pada pagi hari tanggal 26 Oktober, Bapak Do Cong Duc, Kepala Sekolah Menengah Dai Dong (Distrik Thach That, Hanoi ), mengatakan bahwa kesehatan Vu Van Tuan K. (siswa kelas 7 yang dipukuli oleh sekelompok teman) belum banyak membaik. Ia dan para guru masih rutin mengunjungi rumah K untuk menanyakan kesehatannya.
Sekolah tempat kejadian itu terjadi
Kepala Sekolah Mengaku Bertanggung Jawab
Menurut Bapak Duc, setelah mengetahui informasi tersebut, pihak sekolah mengadakan pertemuan dengan semua keluarga korban untuk membahas solusi. "Kami sangat sedih ketika insiden itu terjadi. Saat ini, pihak sekolah juga sedang berupaya agar keluarga korban yang anaknya terlibat pemukulan dapat bekerja sama untuk berbagi dan menstabilkan kondisi psikologis K," ujar Bapak Duc. Ia mengungkapkan bahwa selain mengatasi dampaknya, pihak sekolah akan menerapkan langkah-langkah untuk mengedukasi siswa lain agar situasi serupa tidak terulang.
Pak Duc menambahkan bahwa K. bertubuh kecil, lembut, pemalu, tidak terlalu lincah dan aktif seperti teman-temannya, sehingga ia sering diejek dan dirundung oleh teman-temannya. K. dipukuli oleh delapan temannya pada bulan Juni, saat liburan musim panas. Video pemukulan K. muncul daring di rumah adat Desa Dong Cau, Kecamatan Dai Dong (Distrik Thach That, Hanoi). K. juga pernah dipukuli di jalan.
K. duduk ketika dia diserang oleh teman-temannya.
Ketika ditanya siapa yang akan bertanggung jawab atas konsekuensi tersebut, Tn. Duc dengan jujur mengakui: "Ini adalah insiden serius, di luar kendali sekolah, jadi sejak menerima informasi tersebut, ia melaporkannya kepada pihak berwenang setempat dan mengundang polisi untuk turun tangan."
"Kita harus menghadapi kenyataan dan mencari solusi bersama. Entah K. dipukuli oleh teman-temannya di dalam atau di luar sekolah, dia tetaplah murid kita, jadi saya, para guru, dan orang tua yang terlibat harus bertanggung jawab karena tidak mengelola murid-murid kita dengan baik," tegas Bapak Duc.
Hasil pemeriksaan medis menunjukkan bahwa K. menderita gangguan disosiatif.
DINH HUY
Bapak Duc menyampaikan solusi cepatnya, dan mengungkapkan bahwa keluarga setuju untuk mengirim K. ke perawatan psikologis, dan mereka akan menanggung biayanya bersama-sama. Namun, ada pusat perawatan psikologis yang menawarkan perawatan gratis bagi anak tersebut, sehingga keluarga mengusulkan untuk membantu K. dengan transportasi, makanan, akomodasi, dan perawatan kesehatan.
Menyerang teman karena konflik
Menurut kelompok siswa yang memukul K., seluruh kelompok bermain dengan K., namun, karena konflik, mereka semua memukul K. dari liburan musim panas hingga tahun ajaran baru.
Orang pertama yang memukul K., Kieu An D., siswa kelas 7 Sekolah Menengah Dai Dong, menuturkan, suatu ketika kelompoknya keluar karena K. memukul adik D., D. memukul K. untuk membalas dendam.
Dua siswa D. dan P. dalam kelompok yang menyerang siswa laki-laki K.
Melihat D. memukul K., seluruh kelompok itu pun ikut menyerang, yang menyebabkan K. menahan sakit pada tubuhnya.
"Saya belajar karate, jadi saya menggunakan gerakan-gerakan dari seni bela diri ini untuk menendang teman saya. Setelah pemukulan pertama, karena saya sangat membenci K., di kesempatan berikutnya, kelompok itu akan memukuli K. setiap kali mereka melihatnya," kata D.
Setelah kejadian itu diketahui, D. menuturkan, ia bersama teman-temannya mendatangi rumah K. untuk meminta maaf, namun saat itu K. sedang dirawat di rumah sakit.
"Kami sangat menyesal dan tahu tindakan kami salah, jadi kami sangat takut sekarang. Ketika saya memukul K., saya tidak menyangka tindakan saya akan menyebabkan kesalahan seperti itu dan memengaruhi masa depannya," lanjut D.
Sementara itu, Khuat Duy P., seorang siswa laki-laki di kelas yang sama dengan korban, mengatakan bahwa dia telah menyerang K. sebanyak 3 kali, dan pada ke-3 kalinya K. tidak melawan tetapi hanya diam dan menerima pukulan tersebut.
"Pertama kali waktu kelas 6 SD, K. pergi memancing dengan saya di kolam, lalu dia menjatuhkan ember berisi ikan, air di ember membasahi baju saya, jadi kami bertengkar, lalu saya memukul K. Kedua kalinya waktu liburan musim panas, saya mendengar teman sekelas saya D. bilang K. mengumpat ayah saya, jadi saya pergi mencari K. dan memukulnya. Ketiga kalinya K. melempari saya dengan batu dan semen, jadi saya memukul K. karena marah," kata P.
Seperti D. dan P., siswa lainnya sangat menyesal ketika menyadari apa yang telah terjadi. Kelompok tersebut berjanji untuk belajar dengan giat dan tidak mengulangi kesalahannya.
[iklan_2]
Tautan sumber
Komentar (0)