Memahami 'posisi proaktif dalam urusan luar negeri'

Saat ini, dapat ditegaskan bahwa diplomasi Vietnam jelas menunjukkan semangat proaktif dan profesionalisme dalam menjalankan politik luar negeri. Sikap proaktif ini perlu dipahami dengan benar, baik dalam isi maupun perwujudannya.

Vietnam mencintai perdamaian , merupakan anggota yang bertanggung jawab, dan berpartisipasi lebih aktif, proaktif, dan efektif dalam kerja bersama Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam menghadapi tantangan global. (Sumber: VGP)

Bersikap proaktif di sini harus didasarkan pada pemahaman dan penilaian yang akurat. Jika kita "mengambil inisiatif secara membabi buta", kita akan menjadi pasif. Oleh karena itu, bersikap proaktif berarti memahami situasi, keseimbangan kekuatan, kepentingan semua pihak serta kepentingan inti, menjaga kepentingan kita sendiri dan kepentingan yang dapat kita peroleh jika kita "tahu caranya". Di setiap tahap, kepentingan kita perlu didefinisikan dengan jelas, apa yang "tidak dapat diubah", apa yang dapat "diberikan dan diterima" secara fleksibel.

Dalam konteks internasional yang kompleks dan tak terduga, saya yakin bahwa menilai keseimbangan kekuatan secara komprehensif dan menentukan kelompok kepentingan para pihak dan negara sendiri menjadi lebih penting dari sebelumnya. Tugas ini lebih sulit daripada sebelumnya, baik sebelum maupun sesudah Perang Dingin, karena setiap subjek hubungan internasional secara fleksibel mempertimbangkan perilaku mereka, yang akan memengaruhi kemampuan memprediksi strategi. Kebijakan pertahanan "empat tidak" haruslah "abadi", sebuah "kompas", yang sesuai dengan posisi dan kekuatan negara kita.

Menengok ke belakang, memang benar bahwa Vietnam telah secara proaktif mendekati dunia sejak dini, bersama dengan proses inovasi domestik, yang menentukan arah integrasi dan pembangunan. Sejak tahun 1990, delegasi Wakil Presiden Dewan Menteri Vo Van Kiet menghadiri Forum Ekonomi Dunia (WEF) di Davos (Swiss), yang menunjukkan proaktifitas kami dalam perjalanan integrasi internasional.

Integrasi internasional Vietnam yang proaktif juga tercermin dalam berbagai aspek, dengan tonggak-tonggak penting dalam hubungan luar negeri. Selain menyambut delegasi dari negara lain dengan frekuensi dan keragaman yang semakin meningkat, setelah sukses menjadi tuan rumah KTT Komunitas Francophone tahun 1997, Vietnam telah menyelenggarakan banyak konferensi internasional dan regional.

Sebuah demonstrasi yang jelas tentang bagaimana Vietnam telah bersikap proaktif, metodis dan penuh perhitungan untuk menciptakan kondisi dan memastikan manfaat dua arah dalam integrasi internasional dan regional selama 30 tahun terakhir adalah inisiatif untuk memperluas Pertemuan Menteri Pertahanan ASEAN (ADMM) menjadi ADMM+ dengan partisipasi 8 mitra dialog, pada kesempatan menjadi tuan rumah ADMM di Hanoi pada tahun 2010.

Ilustrasi paling menonjol dari kebangkitan Vietnam untuk memantapkan kedudukan dan prestisenya di kancah internasional adalah jejak Vietnam selama dua periode sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk periode 2008-2009 dan khususnya periode 2020-2021.

Ini juga merupakan perjalanan menuju kedewasaan dan membangun kesan diplomasi Vietnam, yang mencerminkan proses profesionalisasi sektor diplomatik. Dari posisi "menerima" (bantuan, dukungan, konsultasi, dll.) menjadi subjek yang berkontribusi dan mengusulkan, mitra yang bertanggung jawab, tepercaya, dapat diprediksi, dan cakap. Hal ini ditunjukkan dengan jelas melalui partisipasi luar biasa kami dalam pasukan penjaga perdamaian di Sudan Selatan, yang diakui oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa, atau terpilih sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk masa jabatan 2020-2021 dengan perolehan suara terbanyak, yaitu 192/193.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kematangan dalam mempromosikan intelijen dan inisiatif beserta proses profesionalisasi pasukan telah berkontribusi dalam meningkatkan posisi internasional Vietnam.

Sumber: https://baoquocte.vn/hieu-ve-the-chu-dong-trong-doi-ngoai-324364.html