Dalam konteks pasar real estat yang baru pulih, Asosiasi Real Estat Kota Ho Chi Minh (HoREA) telah menulis komentar tentang rancangan Keputusan yang mengubah dan melengkapi Keputusan 103/2024/ND-CP.
Usulan pengurangan biaya alih fungsi lahan menjadi lahan perumahan, “mengejutkan” namun beralasan
Dokumen tersebut dipresentasikan pada rapat Dewan Penilai Kementerian Kehakiman pada tanggal 24 Juli, dengan isi yang paling menonjol adalah usulan untuk mengurangi biaya penggunaan tanah dan sewa tanah secara drastis, sebuah langkah yang dianggap "mengejutkan" oleh banyak orang tetapi memiliki dasar praktik.
Menurut Bapak Le Hoang Chau, Ketua HoREA, biaya alih fungsi lahan saat ini untuk konversi lahan pertanian dan non-pertanian menjadi lahan perumahan menimbulkan beban keuangan yang signifikan bagi rumah tangga dan individu. Secara khusus, beliau mengusulkan penyesuaian pengurangan dari 30% menjadi 20% untuk lahan yang berada dalam batas alokasi lahan perumahan, dan dari 50% menjadi 30% untuk lahan yang melebihi batas tersebut.
Argumen untuk usulan ini ditunjukkan oleh Bapak Chau dengan contoh spesifik: sebidang tanah seluas 300m² (di mana 50m² melebihi batas), dengan harga tanah perumahan 11 juta VND/m² dan harga tanah pertanian 600.000 VND/m², jika menghitung 100% dari nilai tambah, masyarakat harus membayar lebih dari 3,1 miliar VND untuk biaya penggunaan tanah.
Meskipun menurut usulan Kementerian Keuangan saat ini, tingkat kontribusi dikurangi menjadi lebih dari 1 miliar VND, Tn. Chau masih menganggap ini jumlah yang terlalu besar.
Menurutnya, pembayaran hanya sekitar 676 juta VND atau setara dengan 21,6% dari jumlah saat ini, dinilai lebih masuk akal dan membantu mengurangi tekanan keuangan masyarakat.
Pajak konversi lahan pertanian menjadi lahan perumahan di wilayah Kota Ho Chi Minh sangat tinggi
Tidak ada biaya penggunaan lahan tambahan
Isu lain yang sama pentingnya adalah ketentuan transisi mengenai retribusi penggunaan lahan. HoREA menyatakan dukungannya terhadap opsi untuk tidak memungut retribusi penggunaan lahan tambahan untuk proyek-proyek yang lahannya telah dialokasikan 20-30 tahun yang lalu.
Menurut HoREA, UU Agraria dan Tata Ruang Tahun 2024 tidak mengatur penagihan tunggakan, sehingga penerapan tarif penagihan sebesar 5,4% atau bahkan 3,6%/tahun sebagaimana diusulkan adalah tidak masuk akal, menimbulkan biaya tambahan dan meningkatkan harga jual, sehingga berdampak pada konsumen.
Sebaliknya, HoREA merekomendasikan opsi 3, yaitu memungut biaya tambahan dengan tarif hanya 0,5% per tahun, yang sesuai dengan hukum dan "melonggarkan" bagi pelaku usaha dan masyarakat. Dalam kasus poin d, klausul 2, Pasal 257 Keputusan 103/2024 dihapuskan, HoREA juga menyatakan bahwa harus ada mekanisme pengembalian biaya yang telah dipungut.
Penyesuaian regulasi sewa tanah
Tidak hanya terbatas pada retribusi penggunaan lahan, Asosiasi juga mengusulkan penyesuaian peraturan tentang sewa lahan. Secara khusus, HoREA mengusulkan untuk tidak memungut retribusi tambahan saat perhitungan ulang, seperti retribusi penggunaan lahan. Pada saat yang sama, tarif tambahan juga harus dikurangi menjadi 0,5% per tahun untuk mengurangi dampaknya terhadap harga sewa properti, sebuah faktor yang sangat penting dalam konteks berbagai bisnis yang berupaya memangkas biaya operasional.
Selain itu, HoREA juga mengangkat isu perhitungan harga sewa lahan tahunan. Berdasarkan peraturan yang berlaku, tarif perhitungan berkisar antara 0,25% hingga 3%. Namun, pada kenyataannya, beberapa daerah takut menerapkan tarif di bawah 1,5% karena khawatir akan "diserang".
Sementara itu, kenaikan tajam harga tanah sejak 1 Agustus 2024 di Kota Ho Chi Minh, meningkat dari 2,36 menjadi hampir 39 kali lipat dibandingkan tahun 2020, dapat menyebabkan harga sewa tanah meroket, sehingga menciptakan beban baru bagi bisnis penyewaan tanah.
Secara keseluruhan, proposal HoREA bertujuan untuk mengurangi biaya finansial terkait lahan, dengan harapan dapat menghilangkan kesulitan bagi bisnis dan rumah tangga, serta berkontribusi pada stabilisasi harga perumahan dan sewa. Proposal-proposal ini juga ditempatkan dalam kerangka Undang-Undang Pertanahan 2024, guna menciptakan konsistensi dalam kebijakan dan peraturan perundang-undangan.
Source: https://nld.com.vn/tiep-tuc-de-xuat-giam-them-tien-su-dung-dat-khi-len-tho-cu-19625072416011717.htm
Komentar (0)