Indonesia memperluas langkah-langkah pengamanan terhadap resin EPS impor, di mana Vietnam tidak termasuk dalam daftar negara berkembang yang dikecualikan.
Sebelumnya, pada 22 Juli 2024, menurut Kementerian Perdagangan ( Kemenperin ), Komite Pertahanan Diri Indonesia (KPPI) mengumumkan dimulainya penyelidikan untuk memperluas tindakan pertahanan diri terhadap biji plastik EPS (kode HS 39.3.11.10).
Pada tanggal 24 Januari 2024, Komite Bela Diri Indonesia mengumumkan perluasan tindakan pengamanan terhadap resin EPS impor, di mana Vietnam tidak termasuk dalam daftar negara berkembang yang dikecualikan.
| KPPI telah mengumumkan perpanjangan langkah-langkah pengamanan untuk resin EPS impor. Foto ilustrasi |
Berdasarkan penyelidikan, Komite Bela Diri Indonesia berpendapat bahwa industri dalam negeri Indonesia masih dalam tahap penyesuaian dan langkah-langkah bela diri yang diperlukan diperluas untuk memperbaiki kerusakan.
Meskipun terjadi penurunan impor baik secara absolut maupun relatif selama masa penyelidikan (2021-2023), industri dalam negeri Indonesia belum mampu memulihkan kerugiannya, terbukti dari penurunan penjualan domestik sebesar 3% dan penurunan laba sebesar 9% selama masa penyelidikan.
Pajak pengamanan diperkirakan akan terus diterapkan selama 3 tahun ke depan, efektif mulai 23 Desember 2024 hingga 22 Desember 2027, dalam bentuk pajak absolut. Tarif pajak spesifiknya adalah sebagai berikut: Tahun pertama (23 Desember 2024 - 22 Desember 2025): Rp2.352.478/MT; tahun kedua (23 Desember 2025 - 22 Desember 2026): Rp2.328.473/MT; tahun ketiga (23 Desember 2026 - 22 Desember 2027): Rp2.304.468/MT
Departemen Pertahanan Perdagangan menyarankan agar pelaku usaha dan asosiasi terkait terus memantau situasi guna melakukan penyesuaian yang tepat terhadap kegiatan produksi dan ekspor ke pasar Indonesia.
[iklan_2]
Sumber: https://congthuong.vn/indonesia-gia-han-bien-phap-tu-ve-doi-voi-san-pham-hat-nhua-eps-362053.html






Komentar (0)