Sebanyak 392 migran ilegal yang terdampar di Tunisia telah berangkat untuk pulang ke rumah dalam tiga hari terakhir.
Sebuah kapal yang membawa migran melintasi Selat Inggris menuju pantai selatan Inggris, 5 April 2023. (Sumber: AFP) |
Kantor berita pemerintah Tunisia (TAP) melaporkan pada tanggal 19 Januari bahwa Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) mengatakan telah menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi para migran untuk kembali ke rumah dengan selamat.
Para migran tersebut terdiri dari 163 warga negara Burkina Faso, 165 warga negara Gambia, 33 warga negara Mali, 23 warga negara Senegal, tujuh warga negara Guinea, dan satu warga negara Liberia. Pada tahun 2023, IOM juga memulangkan 2.257 migran ilegal yang terlantar di Tunisia, meningkat 45% dibandingkan tahun 2022.
Pantai Tunisia telah menjadi titik keberangkatan utama bagi kelompok migran ilegal dari berbagai negara Afrika yang mencoba menyeberangi laut untuk mencapai Pulau Lampedusa di Italia, yang hanya berjarak sekitar 80 km dari Tunisia.
Tunisia merupakan pintu gerbang utama bagi para migran dari dalam dan luar negeri yang ingin mencapai Eropa dengan menempuh rute berbahaya menggunakan perahu darurat.
Menurut IOM, sejak awal tahun, lebih dari 1.800 orang tewas akibat tenggelamnya perahu di rute migran melintasi Mediterania - rute paling berbahaya di dunia .
Kota pesisir Tunisia, Sfax, sekitar 130 km dari Pulau Lampedusa di Italia, telah menjadi titik keberangkatan bagi para migran.
Awal minggu ini, otoritas setempat mengatakan 11 migran tewas dan puluhan lainnya hilang ketika kapal yang mereka tumpangi tenggelam di lepas pantai kota Sfax.
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)